Dianjurkan Seluruh Kepala OPD Ikuti Pelatihan ESQ Sampai Tuntas

Wakil Gubernur Sulteng, dr Reny A Lamadjido (dua dari kiri), Direktur ESQ Ary Ginanjar Agustian (dua dari kanan), Sekdaprov Sulteng, Novalina (kanan) serta Plt Kepala BPSDMD Sulteng, Dr. Moh. Yasin Baculu (kiri), saat melakukan konferensi pers bersama sejumlah awak media, Rabu (23/7/2025) malam. FOTO: Mohammad Rizal/Filesulawesi.com
Wakil Gubernur Sulteng, dr Reny A Lamadjido (dua dari kiri), Direktur ESQ Ary Ginanjar Agustian (dua dari kanan), Sekdaprov Sulteng, Novalina (kanan) serta Plt Kepala BPSDMD Sulteng, Dr. Moh. Yasin Baculu (kiri), saat melakukan konferensi pers bersama sejumlah awak media, Rabu (23/7/2025) malam. FOTO: Mohammad Rizal/Filesulawesi.com

PALU, FILESULAWESI.COM – Pelaksanaan Capacity Building Berani Berintegritas “ Retreat Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama” Aders Aligment And Meaning Of Works Fast Execution di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, digelar di ruang pertemuan Integritas BPSDMD Sulteng, selama dua hari yakni hari Kamis dan Jumat (24-25/7/2025).

BACA JUGA: Labkes Bangkit! Ukir Sejarah, Hadirkan Lab-BSL 2

Bacaan Lainnya

Pelaksanaan Retreat bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama akan dimentori langsung dari Motivator Indonesia, Direktur ESQ, Ary Ginanjar Agustian.

ESQ sendiri merupakan singkatan dari Emotional Spiritual Quotient yang merupakan sebuah program pengembangan diri dan kepemimpinan yang berfokus pada peningkatan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, dan didirikan oleh Ary Ginanjar Agustian.

BACA JUGA: Anwar Hafid Beri Dukungan Persipal FC Tampil di Liga 2

Wakil Gubernur Sulteng, dr Reny A Lamadjido, dalam sambutannya, menyampaikan begitu pentingnya seluruh kepala OPD mengikuti kegiatan ESQ kali ini.

Ia mengisahkan, ia sebagai saksi hidup begitu pentingnya mengikuti ESQ. Mungkin ia tidak bisa berdiri dihadapan hadirin sekalian malam ini sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, jika tidak melalui tahapan penggemblengan ESQ.

“Tahun 2003, saya diangkat Wali Kota Palu Rusdy Mastura untuk menjadi Direktur Rumah Sakit Anutapura Palu (RSAP) ketika itu. Ketika itu, saya masuk seperti di hutan belukar, semua dokter ahli merasa dirinya bahwa mereka dokter ahli, dewa dan naga. Maka pada saat itu saya mencari apa sebenarnya yang bisa menggugah sehingga dokter ahli ini lebih mementingkan pasien dibanding dan lain-lian, karena lebih mulia adalah kita menolong pasien. Maka saya buatlah pertama pelatihan ESQ, kemudian semua tenaga kesehatan perawat. Alhasil, pada saat itu, tidak ada dokter ahli pergi ke rumah sakit swasta sebelum diluar jam kerjanya,” ulas dr Reny A Lamadjio, dihadapan Kepala OPD yang hadir, Rabu (23/7/2025) malam.

“Ketika itu, RSAP pendapatannya hanya 300 juta pertahun dengan jumlah tempat tidur yang luar biasa. Tetapi setelah mengikuti pelatihan ESQ maka tahun depannya melompat pendapatan menjadi 20 miliar pertahun. Tahun berikutnya 50 miliar, tahun berikutnya 100 miliar. Mengapa hal ini terjadi, karena kita sudah berada di kejujuran, berada di hati yang tenang untuk bekerja,” sambung Eks Wakil Wali Kota Palu ini.

“Empat kali saya mengikuti pelatihan ESQ, ternyata saya menyadari bahwa saya ini tidak punya apa-apa tanpa izin Allah SWT. Hakkul yakin, apa yang kita rasakan, apa yang kita inginkan kalau takdir Allah SWT, Insya Allah jadi,” katanya menambahkan.

Kemudian ia tuturkan, setelah mengikuti pelatihan ESQ yang sangat membekas pula ialah ketika pertama kali ia mau maju sebagai Calon Wakil Wali Kota Palu ketika itu. Pada saat itu, tak ada terbesit sedikit pun ingin menjadi politisi. Karena yang ada dalam keinginannya ialah menjadi seorang yang professional. Sebagai dokter ahli yang paripurna. Akan tetapi, ternyata takdir Allah WST berkata lain.

Ketika itu, tiba-tiba ia ditunjuk oleh mantan Gubernur Sulteng dua periode, sebagai orangtua, yakni Longki Djanggola, untuk maju sebagai Wakil Wali Kota Palu. Sehingga atas dasar tersebut, maka tidak ada alasan ketika itu ia juga menandatangani pensiun dini dari sebagai Abdi Negara.

“Saya tergugah disitu, luar biasa ternyata takdir yang menentukan. Satu kali saya mencalonkan, Alhamdulillah jadi Wakil Wali Kota Palu. Ini berkah dari bimbingan, senior saya pak Ari Ginanjar, yang pertama adalah kita bertawakkal kepada Allah SWT. Apapun semua itu dari Allah SWT. Kemudian, saya ketika itu masuk kedunia politik dengan orang birokrat yang murni, dan yang paling saya rasakan ikut kegiatan ESQ ini adalah ketika kita dizholimi, langsung memaafkan duluan. Ini yang luar biasa menurut saya yang diajarkan langsung oleh pak Ari Ginanjar,” urainya.

“Maafkanlah orang berbuat salah kepada diri kita, karena kalau kita merasa dendam, merasa marah, satu badan kita akan sakit, kita punya perasaan yang tidak nyaman,” katanya.

Olehnya itu, berbekal dengan sejumlah pengalaman yang ia rasakan saat mengikuti kegiatan ESQ, maka ia menganjurkan, agar seluruh Kepala OPD, Kepala Badan, Asisten, Staf Ahli, Kepala Biro, untuk mengikuti kegiatan ESQ sampai tuntas.

“Jadi, seluruh Kepala Dinas, Kepala OPD, Kepala Badan, Asisten, sayang sekali kalau tidak mengikuti sampai habis acara ini. Kalau ada undangan dari luar, singkirkan dahulu, mulai besok hari kamis sampai jumat. Karena kalau kita mengikuti sepotong-potong maka sepotong-sepotong juga nanti ilmunya, takdirya juga sepotong-sepotong,” kata dr Reny, digelar sebagai Gubernur Kesehatan di Sulawesi Tengah ini.

“Kalau kita mengikuti full, nanti takdir kita, kita tidak tahu kedepan. Contoh, saya tidak pernah niat walaupun keluarga saya dihubungi ke politik. Tetapi pada saat itu saya bertekad bahwa saya seorang profesional, saya seorang peneliti, jiwa saya jiwa peneliti, tetapi takdir berkata lain. Kalau ingin paripurna maka kita ikuti semua rangkaian kegiatan ESQ sampai tuntas,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sulteng, Yudiawati V. Windarrusliana, telah siap untuk mengikuti kegiatan Retreat kepemimpinan Kepala OPD, dibalut pelatihan ESQ.

“Kita diajarkan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang bisa menjadi pemimpin yang komprehensif. Mampu mengendalikan dirinya, memiliki kemampuan spiritual yang baik, serta mengajarkan kebaikan, termasuk pemimpin (kepala OPD) juga harus cerdas,” tegas Yudiawati kepada Filesulawesi.com.zal

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *