Terungkap Investor Mall Tatura Palu Narik Diri, Direktur PT CNE Berikan Alasannya

Direktur PT CNE Muhammad Sandiri La Anto atau yang akrab disapa Memet, kepada sejumlah awak media, setelah menyelesaikan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi B DPRD Kota Palu, Kamis (7/11/2024) siang.
Direktur PT CNE Muhammad Sandiri La Anto atau yang akrab disapa Memet, kepada sejumlah awak media, setelah menyelesaikan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi B DPRD Kota Palu, Kamis (7/11/2024) siang. FOTO : Mohammad Rizal/FileSulawesi.com

PALU, FILESULAWESI.COM – Terkuak, terungkap, mengapa investor yang ingin menanam saham untuk proses pembangunan Mall Tatura Palu (MTP) kembali, menarik diri dan tidak melanjutkan untuk memberikan saham membangun MTP.

BACA JUGA: Bangunan Mall Tatura Palu Mangkrak Jadi Kubangan Air, Muslimun: Apakah Ini Bagian dari Proses Pembiaran

Bacaan Lainnya

Mulai terkuak sebagaimana hal ini disampaikan langsung Direktur PT CNE Muhammad Sandiri La Anto atau yang akrab disapa Memet, kepada sejumlah awak media, setelah menyelesaikan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi B DPRD Kota Palu, Kamis (7/11/2024) siang.

Memet sampaikan, PT CNE memiliki komitmen pasca bencana alam gempa yang menghancurkan bangunan Mall Tatura Palu (MTP) 28 September 2018, bahwa pada tahun 2019 dalam pembahasan bersama di DPRD Kota Palu yakni bagaimana ingin membangun tanpa harus dan mesti menggunakan anggaran besar dari Pemerintah Kota Palu, ketika itu.

“Kami sampaikan, bahwa ketika DPRD mengatakan Pemkot Palu untuk membiayai Mall lagi itu pasti kesulitan karena pembiayaan, dan saat itu kami sampaikan, bahwa langkah-langkah untuk membangun Mall ini harusnya tidak perlu lagi menyusahkan daerah kota Palu (tidak gunakan anggaran Pemkot),” kata Memet kepada FileSulawesi.com.

“Tetapi langkah-langkah yang kami lakukan saat itu, ini kita bisa bermitra dengan perbankan, kedua dengan investor. Dan itulah langkah-langkah yang sudah kita lakukan selama ini,” katanya lagi.

“Yang kami lakukan dari langkah-langkah lobi itu sejak tahun 2019. Kemudian, pada tahun 2020-2021 awal, kita kemudian menemukan investor (Restu Graha Dani atau RGD), setelah sejak lama perjalanan mencari investor). Kemudian, tanggal 23 Juni 2021, sudah melakukan nota kesepahaman melalui notaris dan RGD, itu sebenarnya sudah sangat mudah memberikan saham,” bebernya.

Dengan telah adanya investor yang bersedia menanamkan saham untuk membangun MTP, ia menjelaskan, bahwa direksi PT CNE justru telah membantu pemerintah daerah.

“RGD sudah siap bahkan setelah tandatangan nota kesepahaman tanggal 23 Juni. Tanggal 24 Juni mereka di Palu, melihat lokasi Mall Tatura Palu dan prosesnya sudah berjalan. Kemudian mereka pertemuan dengan Wali Kota Palu di kelurahan Pantoloan. Saat itu bagus juga tanggapan pak Wali Kota, cuman memang kemudian terjadi, investor menarik diri. Investor ini kan maunya nyaman dan aman, karena Pemkot Palu sebagai pemilik saham terbesar menginginkan itu BOT atau pengelolaan, sementara investor menginginkan saham. Kalau keuntungan saham kita tidak berutang bisa langsung deviden (pembagian keuntungan),” urai Memet.

“Mundurnya RGD ini karena ketidaksepahaman persoalan investasi. RGD ingin investasi saham, Pemkot Palu inginkan investasi pengelolaan,” jelas Memet.

“Sebetulnya kalau kita kemudian menerima investasi saham, memang secara persentasi pemilik saham sebelumnya mayoritas menjadi minoritas. Kenapa, karena dia terdilusi (penurunan persentase) dengan masuknya modal investor besar. Tetapi, nilai saham itu tidak berkurang, hanya secara persentase terdilusi, Nilai kekayaannya tidak akan berubah,” tutup Memet.zal

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *