Pimpinan DPRD Sulteng “Takut” Temui Pendemo Aksi Mahasiswa Se-Kota Palu 25 Agustus 2025

Ratusan mahasiswa unjuk rasa di depan kantor DPRD Sulteng. FOTO: Mohammad Rizal/Filesulawesi.com
Ratusan mahasiswa unjuk rasa di depan kantor DPRD Sulteng. FOTO: Mohammad Rizal/Filesulawesi.com
Dr Suandi

PALU, FILESULAWESI.COM – Pimpinan DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, baik dari unsur Ketua, Wakil Ketua di senayan yang mengatasnamakan Kantor Wakil Rakyat, tak berani, takut, menemui ratusan pendemo, Aliansi mahasiswa dan masyarakat Se-Kota Palu mengguggat.

BACA JUGA: Batalkan Kenaikan PBB Bukan Tunda, Isi Tuntutan Aksi Mahasiswa Se-Kota Palu 25 Agustus 2025

Bacaan Lainnya

Aksi unjuk rasa tersebut digelar tepat di kantor Wakil Rakyat, Kantor DPRD Sulteng, berhadapan langsung dengan kantor Gubernur Sulteng, Senin (25/8/2025), mulai pukul 11.00 Wita siang hingga aksi dibubarkan paksa oleh petugas kepolisian sekitar pukul 18.30 Wita malam.

BACA JUGA: Catut Nama Media KabarSulteng.id Oknum Gunakan Untuk Peras Korban

Beragam aksi teatrikal ditampilkan oleh pendemo. Sejumlah tulisan yang dibawa oleh pendemo lebih bernama kritis. Menyampaikan pesan bahwa telah muak dengan sejumlah kebijakan pemerintah daerah, kebijakan legislatif, senayan, yang seolah-olah tak berpihak kepada rakyat dan mahasiswa.

Lebih parahnya pula, sejumlah orator menyampaikan rasa tidak puas, tidak percaya dengan Anggota DPRD, lembaga legislatif, diharap beri ruang untuk perjuangkan rakyat, malah tahu-tahunya tak bisa diharapkan.

Gaji setiap bulan naik, terima konpensasi ini itu, hingga sering disinggung oleh orator aksi, pantaskan Anggota DPRD menerima gaji setiap hari 3 juta rupiah (100 juta lebih sebulan), namun kerjanya belum sesuai ekspektasi yang diharapkan rakyat dan mahasiswa.

“Kepada petugas Kepolisian, kami hanya mau menemui wakil rakyat, jangan menghalang-halangi kami. Bapak/ibu seharusnya mengayomi masyarakat, jaga masyarakat, bukan menjaga dewan yang ada di dalam. Hari ini kami menyampaikan tuntutan kami, tuntutan yang dikaji secara ilmiah,” kata salah seorang orator, Senin (25/8/2025) siang.

“Hari ini masyarakat Sulawesi Tengah terus dipajaki, terus ditindas oleh pemerintahnya sendiri. Hari ini kami turun kesini untuk mewakili rakyat, menyuarakan hak-hak kami,” katanya menambahkan.

“Tolong pertemukan kami dengan pimpinan DPRD Sulteng. jangan dihalang-halangi kami,” sebutnya kembali.

Sementara orator aksi lainnya, tegas menyampaikan, warga kota Palu, warga Sulawesi Tengah, masih banyak yang menderita, masih banyak yang kelaparan.

“Aksi demonstrasi hari ini murni salah satu bentuk kemarahan masyarakat. Aksi demonstrasi adalah bentuk kemarahan kami. Kami mengundang pimpinan DPRD Sulteng untuk keluar. Terkhusus kepada Wali Kota Palu untuk bisa mengklarifikasi atas kenaikan PBB, hidup mahasiswa,” tegas sang orator aksi.

Namun sayang sekali, dari hasil pantauan awak media ini dilokasi, hingga pembubaran masa aksi oleh petugas kepolisian, tak satupun unsur pimpinan DPRD Sulteng, yang datang dan menemui pendemo.

Apakah ini diduga disanyalir ada rasa kekhawatitran, atau rasa “Takut” menemui pendemo atau sebaliknya tak punya gagasan untuk bisa disampaikan kepada pendemo, sehingga mengabaikan kehadiran ratusan mahasiswa dan warga Kota Palu?.

Sejarah mencatat, Senin, 25 Agustus 2025, tepat di depan kantor DPRD Sulteng, aksi unjuk rasa Aliansi mahasiswa dan masyarakat Se-Kota Palu mengguggat, benar-benar tak ditemui pimpinan DPRD Sulteng.zal

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *