PALU, FILESULAWESI.COM – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu, diketahui merupakan salah satu rumah sakit rujukan utama di Sulawesi Tengah. Mirisnya, pasien bawah kipas angin sendiri agar tidak kepanasan di ruangan ketika dirawat.
BACA JUGA: KPU Sulteng Gelar FGD, Bahas Revisi Undang-Undang Pemilu dan Pemilihan
Penggalan kalimat diatas bukan hanya bualan belaka. Ini fakta, sebagaimana disayangkan Anggota Komisi IV DPRD Sulteng, Marselinus, saat melakukan Inspeksi Mendadak (SIDAK), terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Undata Palu, Selasa (23/9/2025), dimulai sekitar pukul 09.30 sampai dengan 12.35 siang.
BACA JUGA: Ketua TP-PKK Sulteng Hadiri Rakornas Posyandu 2025 di Jakarta
Menurutnya, nawacita baik dari Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng begitu sangat baik. Begitu sangat perhatian kepada masyarakat untuk bisa berobat secara gratis, dengan pelayanan kesehatan prima, melalui program BERANI SEHAT.
Nyatanya, sebagaimana fakta dilapangan hari ini, ia melihat, di sejumlah ruangan yang ada pasien, pasien bawa kipas angin sendiri. AC tidak ada, ada AC tapi tidak berfungsi, serta beragam permasalahan yang dialami oleh pasien tersebut.
“Kami melihat pasien bawa kipas angin sendiri. Ada bagian wc yang buntu, pintu rusak, pegangan tangga rusak, atap plapon sudah bocor dan dinding ruangan kotor. Bagaimana pelayanan kesehatan bisa maksimal kalau seperti ini,” ungkap Marselinus kepada Filesulawesi.com.
“Masa rumah sakit rujukan, rumah sakit yang dianggap besar di Sulawesi Tengah, pasien bawa kipas angin. Ada alasan karena pembangunan lagi. Jadi, kalau pembangunan satu tahun, bangun sebelah, berarti satu tahun masyarakat merasakan siksa untuk dirawat di rumah sakit,” kesalnya menambahkan.
Selanjutnya, ia kemukakan, ada beberapa perawat ia temui dan dimintai pendapat, begitu ketakutan ketika dimintai keterangan soal pelayanan fasilitas yang begitu sangat miris di rumah sakit utama di Sulteng, hari ini.
Bahkan selain itu, saking bobroknya pelayanan kesehatan, beberapa perawat muda kedapatan hanya duduk-duduk manis, main HP, tidak melakukan pelayanan kesehatan kepada pasien.
“Banyak juga suster-suster saya tanyakan, mereka ketakutan kalau saya tanyakan, karena ada tekanan dari pimpinan mereka. Saya tidak tahu pimpinannya, intinya pucuk pimpinan tertinggi,” bebernya.
“Banyak juga saya lihat, dokter muda cuman duduk-duduk main HP, bukan kerja. Bahkan di UGD saya sempat dapati, penanganan pertamanya banyak dokter-dokter mudanya yang suruh merawat dulu,” urai Marselinus, Anggota DPRD dari Fraksi Perindo ini.
Terakhir ia sampaikan, bobroknya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu ini, ia alami juga, bukan hanya masyarakat kecil saja yang alami.
“Tiga hari lalu saya datang, antara ruangan dan UGD tidak konek. Misalnya, masalah ruangan, dikatakan di UGD sementara cari ruangan. Sementara saya dapati ada empat ruangan tempat tidur kosong, tidak ada pasien. Bahkan waktu kembali saya ke UGD, saya disuruh menanyakan di bidang apa lagi. Nah, saya saja sebagai Wakil rakyat dibikin seperti itu. Apalagi kalau masyarakat kecil, tentu di pimpong kesana kemari. Nah, saya berharap kedepan, melalui Gubernur dan Wakil Gubernur bisa melihat langsung rumah sakit rujukan ini,” tutupnya.zal