Masjid Raya Baitul Khairat Sulteng: Dibangun 483 Tiang Pancang, Kedalaman 30 meter

PPTK Pembangunan Masjid Raya Provinsi Sulteng, Caco Laratu, didampingi Manajemen Konstruksi/Pengawas Pembangunan Masjid Raya Baitul Khairat, Ikhwan Samsudin, saat meninjau lokasi dalam Masjid Raya Baitul Khairat Prov Sulteng. FOTO: Mohammad Rizal/Filesulawesi.com

PALU, FILESULAWESI.COM – Masjid Raya Baitul Khairat Provinsi Sulawesi Tengah secara fisik bangunan mulai terlihat gagah, kokoh, serta takjub akan keindahannya saat pandangan mata melihat di sekitar lokasi pembangunan Masjid Raya Baitul Khairat Sulteng.

BACA JUGA: Kubah Single Dome Masjid Raya Sulteng Terbesar Se-Indonesia

Bacaan Lainnya
iklan KOMNAS HAM Sulteng

Bangunan Masjid ini tepat berada di sekitar jalan Jaelangkara kelurahan Baru, kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.

Memang, meskipun dilokasi masih dipagari seng karena masih sementara penyelesaian pekerjaan. Namun dari sumber yang dihimpun oleh awak media ini, angka progres pekerjaan sudah diangka 98/99 persen atau menyisahkan satu persen lagi pekerjaannya.

BACA JUGA: Ketua KPU Sulteng Hadiri Rakornas Bidang Logistik Pasca Pemilu di Magelang

Diperkirakan pula, sesuai dengan target penyelesaian pekerjaan Masjid Raya Baitul Khairat akan berakhir sebelum tanggal 15 November 2025, mendatang.

Lebih detailnya, berikut ini sejumlah penjelasan menarik dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Pembangunan Masjid Raya Provinsi Sulteng Dinas Cikasda Sulteng, Caco Laratu, dan Manajemen Konstruksi/Pengawas Pembangunan Masjid Raya Baitul Khairat, Ikhwan Samsudin, kepada sejumlah awak media, terkait dengan kekuatan dari pondasi struktur bangunan masjid.

Caco Laratu utarakan, pada desain dan pembangunan struktur bangunan masjid memiliki 483 tiang pancang, dengan kedalaman 30 meter yang menopang pembangunannya.

“Insya Allah bukan saya bilang tidak menjamin. Kuasa tetap diatas, akan tetapi minimal ikhtiarnya sudah kita lakukan,” ungkap Caco Laratu kepada redaksi Filesulawesi.com, Jumat (17/10/2025) sore.

Ia menambahkan, mengapa sampai butuh 483 tiang pancang serta kedalaman 30 meter, hal terpenting sebenarnya ialah untuk memaksimalkan kekuatan dari pondasi struktur bangunan.

“Kita tidak boleh takabur, tetapi kalau hitungan secara struktur ini, Insya Allah sudah mumpuni bisa menahan jika ada gempa,” sebut Caco.

Sementara itu, Manajemen Konstruksi/Pengawas Pembangunan Masjid Raya Baitul Khairat, Ikhwan Samsudin, saat didampingi dari Perwakilan dari PT PP, Yusuf, Ikhwan menyampaikan, kekuatan dari struktur bangunan jika ada gempa sudah dikalikan satu setengah kalinya dari kekuatan gempa 28 September 2018 silam di Kota Palu.

“Misalnya 7,6 SR gempa lalu. Maka satu setengah kalinya lebih besar untuk angka keamanannya dari bangunan ini. Tetapi angka keamanan itu bisa keliru jika orang salah kerja. Ada hitungan tetapi salah bekerja makanya kita awasi supaya tidak keliru, sama-sama kita awasi. Baik dari pengawasan internal maupun eksternal,” kata Ikhwan melanjutkan.

Terkait dengan penyelesaian pekerjaan, pihaknya telah memastikan serta mamaksimalkan pekerjaan berakhir 15 November 2025, mendatang.

“Target penyelesaian kita tetap 15 November. Kita tidak bisa lepas dari situ, kita g bisa. Karena secara angka kasar kita kemarin sudah diangka 98 persen atau diangka 99 persen,” sambung Ikhwan.

“Saat ini kita sisa menyelesaikan pekerjaan pagar keliling, kaca patri, talang everti, selesai itu. Kita optimis pasti bisa,” pungkasnya.zal

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *