Ratusan Siswa SMAN 5 Palu Gelar Aksi Demo, Tidak Percaya dan Teriaki Kepsek “BOHONG”

Aksi unjuk rasa di SMAN 5 Palu.
Aksi unjuk rasa di SMAN 5 Palu. FOTO: Mohammad Rizal/Filesulawesi.com

PALU, FILESULAWESI.COM – Dunia Pendidikan di Kota Palu kembali heboh oleh rasa ketidakpercayaan ratusan siswa di SMAN 5 Palu, terhadap kepemimpinan Kepala Sekolah (Kepsek), Salim.

BACA JUGA: Tiga Guru Mengaji Raih Hadiah Umroh pada Puncak Milad ke-48 BKPRMI di Palu

Bacaan Lainnya

Mengapa itu terjadi, hal ini tentu terlihat dari adanya aksi unjuk rasa yang disuarakan oleh ratusan siswa dari tingkatan kelas, bertempat di halaman SMAN 5 Palu, Senin (15/9/2025) pagi.

BACA JUGA: Sulteng Jadi Tuan Rumah Pertama Milad Nasional BKPRMI di Luar Jawa

Beragam tuntutan aksi yang disampaikan oleh siswa melalui orator aksi. Dimana, diwakili oleh ketua OSIS, Ketua Majelis Permusyawaratan Siswa (MPS) serta perwakilan dari siswa lainnya.

Ketua MPS SMAN 5 Palu, Aman, dalam aksinya menyampaikan, apakah teman-teman percaya dengan kepemimpinan Kepala Sekolah (Kepsek) hari ini? Tanya Aman kepada seluruh siswa yang hadir. Sontak seluruh siswa yang hadir, membenarkan atas penyampaian Aman.

Dengan lantang bersuara dan serentak berteriak, seluruh siswa menyampaikan tanda tidak percayanya kepada kepemimpinan kepala sekolah serta mengangap apa yang disampaikan oleh Kepsek semua “BOHONG”.

Aksi demo tersebut ditengarai oleh beberapa tuntutan yang disampaikan orator aksi baik dari Ketua MPS, Ketua OSIS, maupun perwakilan siswa itu sendiri.

Tuntutan tersebut diantaranya mengenai adanya dugaan intimidasi Kepala Sekolah, mendatangi setiap kelas, mengintervensi seluruh siswa terkait dengan guru yang mengajar.

Silih bergantinya tahun, pihak sekolah tidak pernah menganggarkan dana BOS untuk kegiatan Eskul, kegiatan Extrakulikuler (sementara siswa dituntut harus berprestasi baik akademik maupun non akademik. Karena tidak ada anggaran dari dana BOS, setiap diadakan kegiatan ESKUL, siswa rela patungan agar kegiatan tetap berjalan).

Setiap mengajukan proposal kegiatan, tidak pernah disahuti, tidak pernah disetujui oleh Kepsek. Parahnya, proposal kegiatan yang diajukan, dicoret kepala sekolah, dengan alasan tidak ada dana.

Siswa mempertanyakan biaya seragam bagi siswa pindahan yang bervariasi. Dari biaya seragam 600 ribu rupiah, 1 juta rupiah, 1,2 juta rupiah, 1,7 juta rupiah, 2 juta rupiah, hingga 3 juta rupiah. Parahnya, biaya seragam yang dibeli siswa tersebut masuk ke rekening pribadi salah satu pejabat di sekolah, SMAN 5 Palu, bukan masuk ke rekening sekolah.

Fasilitas ruang belajar yang dianggap tidak lagi layak. Kursi dan meja kelas sudah rusak, tidak pernah diganti. Bahkan, sebagaimana pengakuan dari Ketua MPS, Aman, mejanya  dialas dengan kertas, agar meja tidak goyang.

Fasilitas Labarotarium milik sekolah yang diduga pula sudah tidak wajar untuk digunakan namun dipaksa kepada siswa untuk tetap digunakan. Salah satu contohnya, ruang Lab kimia, jarang digunakan karena fasilitas di dalam sudah usang, kotor, dan alat-alatnya sudah tidak lagi standar pemakaian.

Parahnya lagi, seluruh siswa yang hadir sudah tidak percaya kepada Kepala Sekolah (Kepsek) memimpin SMAN 5 Palu.

“Kami tidak terima klarifikasi dari Kepsek terkait dana BOS. Bulan Juli, Agustus, September, memang sampai sekarang dana BOS belum cair, tetapi ini permasalahan bukan dari sekarang, dari dua tahun lalu, tiga tahun lalu, begini terus. Apakah dana BOS tahun lalu tidak cair, kalau cair kenapa tidak diperuntukkan untuk kegiatan ESKUL. Januari cair DANA BOS, nyatanya tidak ada,” kata Aman kepada Filesulawesi.com.

“Pak Kepsek bilang menerima proposal kegiatan yang diajukan oleh siswa. Kami mengajukan proposal Mosarara CUP, butuh tandatangan Kepsek, tetapi apa, Kepsek coret proposal kami, dengan alasan apa, dana tidak ada, dengan alasan pembayaran Guru Honorer,” katanya menambahkan.

“Dituntut kami harus prestasi, prestasi dan prestasi, tetapi kami tidak didukung pendanaan dari sekolah?,” kesal Aman.

“Apapun yang disampaikan oleh Kepsek, nada tidak percaya dan teriakan, bohong dan tidak percaya, menggema dilangit-langit halaman kantor sekolah. Kenapa nanti disuarakan baru kepsek sadar tentang dana. Dari tahun lalu, tidak pernah dikasih,” ucap Aman dengan lantangnya.

Sementara itu, Kepsek SMAN 5 Palu, Salim, dalam keterangan resminya, ia membantah bahwa menolak proposal kegiatan yang diajukan siswa.

“Saya tidak pernah menolak semua proposal kalian. Semua dilayani, kalau ada uang sudah terpakai pasti langsung diganti setelah ada uangnya, yakin dan percaya. Dana bos belum cair-cair, banyak yang tertunda, pegawai honorer sampai hari ini belum dibayar, Tukang belum dibayar,” kata Kepsek.zal

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *