PALU, FILESULAWESI.COM – Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah Sudaryano R. Lamangkona, melakukan dialog interaktif bersama GPR-TV Kemenkominfo RI yang disiarkan secara langsung melalui Channel YouTube Kominfo Newsroom. Bertempat, diruang rapat Dinas Kominfo Santik. Rabu (27/9/2023).
Secara virtual, Sudaryano menyampaikan, bahwa berdasarkan hasil penelitian, usia Megalit yang ada di Sulawesi Tengah diperkirakan sekitar 2000 hingga 3000 Sebelum Masehi.
Untuk itu, Megalit ini sangat penting untuk diangkat ke pentas nasional bahkan ke pentas dunia.
“Hal inilah, yang mendorong Gubernur Rusdy Mastura dan pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah ingin melaksanakan pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit,” urai Sudaryano kepada FileSulawesi.com.
Lanjut Sudaryano, menindaklanjuti hal tersebut Pemprov Sulteng bersama seluruh stakeholder, telah melakukan beberapa persiapan.
Diantaranya, kunjungan lapangan untuk mempersiapkan lokasi pencanangan, melakukan koordinasi dengan pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten Poso, serta terus melakukan publikasi berkaitan dengan pencanangan.
“Lokasi pencanangan akan dilaksanakan di Desa Kolori, Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso, pada 10 Oktober 2023,” sebut Sudaryano.
Pencanangan ini akan dihadiri langsung oleh Gubernur Rusdy Mastura, Presiden RI Joko Widodo, Menteri Pariwisata RI Sandiaga Uno dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Nadiem Makarim.
“Gubernur Rusdy Mastura juga sudah mengundang secara langsung Presiden RI Joko Widodo pada saat kunjungan ke Sulteng beberapa waktu yang lalu, dan presiden menyatakan siap untuk hadir dalam pencanangan tersebut” Jelasnya
Sebelumnya, direncanakan lokasi pencanangan akan dilaksanakan di lembah napu, akan tetapi dengan adanya kegiatan besar yang bersamaan yaitu, Pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit dan Festival Danau Poso (FDP) yang mana jarak lokasi berdekatan dan dilaksanakan dihari yang sama, serta dihadiri beberapa tamu Kementrian sehingga lokasi pencanangan di pindahkan ke Lembah Bada.
Lebih jauh, Sudaryano menjelaskan bahwa setelah pencanangan, akan di gelar Seminar Nasional dan Internasional untuk mendapatkan informasi-informasi mendalam terkait Megalit serta pengakuan dan penetapan sebagai situs cagar budaya dunia oleh UNESCO.
Pasca pencanangan Kawasan Megalit akan memberikan efek terhadap peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar kawasan dan pendapatan daerah dari sektor pariwisata.
Pemprov. Sulteng juga merencanakan akan melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi RI dalam hal ini Balai Cagar Budaya Provinsi Sulawesi Tengah, untuk menyusun Rencana Aksi Daerah yang akan diusulkan menjadi Rencana Aksi Nasional dalam rangka pemeliharaan dan pelestarian Kawasan Cagar Biosfer Dunia Taman Nasional Lore Lindu dan kawasan Situs Cahar Budaya Megalit untuk diusulkan agar segera ditetapkan oleh UNESCO.
Diakhir dialog, Sudaryano menyampaikan agar pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit mendapatkan dukungan seluruh pihak. Sebab keberadaan megalit tersebut bukan saja untuk kepentingan Sulawesi Tengah, akan tetapi menjadi kepentingan Nasional sebagai wujud dari pembangunan dan pemajuan kebudayaan nusantara.
“Bapak Gubernur berharap Pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit ini dapat segera diusulkan dan selanjutnya ditetapkan menjadi situs kawasan cagar budaya dunia oleh UNESCO,” ungkap Sudaryano menyampaikan harapan besar Gubernur.(***)
Sumber : Dinas Kominfo Santik selaku Humas Pemprov. Sulteng
Narahubung : Ahyain (082251271042)