PALU, FILESULAWESI.COM – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah Melalui Dinas Pendidikan, menanggapi tidak ada sudah siswa yang berminat bersekolah di SMKN 2 Ampana Kota, Kabupaten Tojo Una-Una.
BACA JUGA: Pembangunan dan Penataan Hutan Kota Palu Dimulai Tahun 2026
Lebih sadisnya lagi, sebagaimana informasi yang berkembang dari sejumlah pemberitaan lokal, bahwa pada Seleksi Penerimaan Siswa Baru (SPMB) Tahun ajaran 2025/2026, tak satupun calon siswa kelas X yang mendaftar di sekolah kejuruan, berada di pusat kota Ampana tersebut.
BACA JUGA: Gubernur Anwar Hafid Usul Penambahan Kuota LPG Tabung 3 Kg ke Pemerintah Pusat
Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah Melalui Kepala Bidang (Kabid) SMK, Zulfikar Is Paudi, dalam keterangan resminya kepada sejumlah awak media menyampaikan, kekosongan siswa di sekolah tersebut setelah dilakukan pengecekan dilokasi ternyata ada beberapa faktor penyebabnya.
“Setelah kami mengeceknya, jadi, memang faktor utama itu ialah kekurangan Guru Vokasi untuk jurusan tertentu. Disana ada jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) dan Jurusan TKJ. Mereka menyampaikan bahwa untuk untuk golongan guru itu memang kurang,” ungkap Zulfikar Is Paudi kepada Filesulawesi.com, saat ditemui langsung di ruangannya, Selasa (12/8/2025) siang.
Masalah SMKN 2 Ampana, lanjutnya, telah ia sampaikan kepada pemerintah provinsi Sulawesi Tengah. Akan tetapi hal ini tentu terkendala oleh adanya regulasi atau aturan yang belum memberi peluang untuk merekrut guru baru.
Kemudian ia meminta kepada Wilayah Cabang Dinas, untuk terus melakukan telaah secara mendalam sekaitan dengan penyebab minimnya atau tidak berminatnya siswa masuk ke sekolah tersebut.
“Boleh jadi mungkin ada informasi distribusi siswa itu didominasi oleh sekolah-sekolah tertentu. Katakanlah ada sekolah atas setingkat SMA atau sekolah favorit disana, sehingga sekolah tertentu terjadi kekurangan siswa,” urai Kabid SMK Disdik Sulteng.
“Tetapi kami tidak tinggal diam, disamping kami sudah memerintahkan untuk meminta bantuan kepada Cabang Dinas Wilayah untuk melakukan telaah, kami juga sementara mencari solusinya. Solusinya itu adalah untuk rekan-rekan guru karena disana siswanya sudah tidak ada, mereka guru sudah tidak bisa beraktivitas, maka mereka kita minta untuk mencari jam-jam pelajaran di sekolah terdekat,” urainya kembali.
“Kemudian, juga kami meminta kepada sekolah membangun komunikasi ulang dengan stakeholder disana, memaksimalkan aparat, masyarakat, dengan melibatkan teman-teman kepala sekolah lainnya atau guru, untuk mencari siswa-siswi yang kami prioritaskan dahulu yang putus sekolah. Ada beberapa anak-anak yang terindikasi putus sekolah. Datanya kami sudah sampaikan. Kami minta kepada pihak sekolah, teman-teman guru disana untuk mengiidentifikasi, lakukan pendekatan lalu minta mereka bersekolah di sekolah tersebut,” jelas Zulkifar, yang pernah jabat Kepsek SMAN 1 Palu ini.
Diujung keterangan resminya, ia berpesan kepada seluruh guru, termasuk Kepala Sekolah di SMKN 2 Ampana, agar senantiasa terus aktif mensosialisasi, mengedukasi warga setempat, melalui adanya program BERANI CERDAS yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Sulteng.
“Sekarang dengan sudah adanya Program BERANI CERDAS, sudah tidak ada lagi yang dikeluhkan. Karena semua bebas, tidak ada pembayaran. Untuk kegiatan Prakerin tidak ada dipungut biaya, uji kompetensi juga sudah tidak. Kemudian Insya Allah seragam juga akan dibiayai oleh pemerintah daerah. Jadi, ini mungkin belum tersampaikan sepenuhnya kepada masyarakat,” kata dia.
“Maka, kita berharap, Kepsek SMKN 2 Ampana, Guru, lebih intens mensosialisaskan ini. Semoga dengan cara ini mereka secepatnya mendapatkan siswa,” pungkasnya.zal