PALU, FILESULAWESI.COM – Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah menengarai permasalahan yang berbuntut terhadap aksi demo oleh ratusan siswa, di halaman sekolah SMAN 5 Palu, Senin (15/9/2025) lalu.
BACA JUGA: Kisruh Aksi Demo Siswa SMAN 5 Palu, Disdik Sulteng Lakukan Investigasi Mendalam
Sejumlah tuntutan aksi dari ratusan demo siswa yang mengemuka antara lain ialah keterbukaan anggaran Ekstrakulikuler.
BACA JUGA: Sajian Makan Bergizi Gratis di SMAN Model Terpadu Madani Palu di Keluhkan
Fasilitas ruang belajar yang tidak layak (meja dan kursi pada rusak), ruang laboratorium serta fasilitas bahan-bahan yang digunakan sudah tak layak digunakan. Termasuk biaya seragam siswa pindahan bervariasi (600 ribu, 1,2 juta, 2 juta, 2,7 juta hingga 3 juta rupiah) dan uangnya masuk ke rekening pribadi Wakasek.
Menanggapi polemik tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMA Disdik Sulteng, Muhammad Yunus H Yahya, menjelaskan, terkait dengan sarana dan prasarana, sebenarnya adalah kita pastikan pertama ialah terkait dengan DAPODIK-nya. Karena pengambilan keputusan, keseluruhan kebijakan itu, semua berdasarkan DAPODIK, itu satu.
Lalu yang kedua, sebenarnya pihak sekolah atau Satuan pendidikan harus memaksimalkan yang ada dulu. Lalu, memastikan peluang-peluang untuk mendapatkan bantuan.
“Kita pahami terkait bantuan sarana dan prasarana ada sendiri aturan-aturannya. Kami ingin sampaikan pada kesempatan ini, kaitan dengan Satuan Pendidikan, hampir semua kita temukan masalah adalah bermasalah di DAPODIK,” kata Yunus kepada Filesulawesi.com, di kantor Disdik Sulteng, bersama sejumlah awak media, Selasa (16/9/2025) malam.
“Nah, ada sudah langkah tahun ini sedang berjalan. Semua data Satuan Pendidikan dari 328 sekolah, kami minta sekolah untuk mengirim ke kami. Kami yang langsung full up ke DAPODIK. Itu sudah ada langkah-langkah,” katanya menambahkan.
Sementara itu, terkait dengan uang seragam yang bervariasi sebenarnya jelas kebijakan untuk uang seragam itu tidak ada lagi diakomodir pihak sekolah (termasuk masuk ke rekening pribadi).
“Tetapi ini kita dalami dulu seperti apa. Karena informasi yang kami dapat, bahwa siswa yang pindah dan yang diinterpensi itu hanya pakaian seragam dan batik,” pungkas Yunus.zal