MOROWALI, FILESULAWESI.COM – Abdul Karim Aljufri atau sering disapa dengan nama panggilan bang AKA ini menyampaikan beberapa pesan penting, saat bertemu langsung dengan para tokoh agama, Habaib dan Ulama se-kabupaten Morowali, di desa Tofuti, kecamatan Bungku Tengah, Minggu (8/9/2024) sore.
BACA JUGA: Pesan Habib Tahir Al-Attas Di Morowali Kepada Pasangan Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri
Pesan yang dimaksud diantaranya ialah jarang menyampaikan atau bercerita langsung kepada masyarakat Sulawesi Tengah, terkait dengan silsilah keluarganya.
Dihadapan Habaib dan Ulama, ia mengatakan, bahwa ketika masuk ke dalam dunia politik hari ini, pertanyaan asal dari mana begitu sangat tidak pentinglah untuk diketahui.
Namun yang terpenting hari ini ialah apa yang sudah pernah anda buat dan apa yang akan anda buat nantinya ketika dipercaya memimpin Sulawesi Tengah.
“Saya Abdul Karim Aljufri, cucu Habib Alwi kakaknya Guru tua. Abah saya dulu penjual obat keliling. Ibu saya dari Minahasa campuran Minahasa dan Bugis. Saya sebenarnya jarang berbicara silsilah, karena buat saya ketika memilih terjun di politik, kita harus menonjolkan apa yang akan kita lakukan dan apa yang pernah kita lakukan,” ungkap bang AKA kepada FileSulawesi.com.
“Karena tidak penting dari mana kamu berasal, yang terpenting adalah bagaimana dan apa yang kamu lakukan ketika nanti dipercaya oleh rakyat untuk menjadi perwakilan mereka,” katanya menambahkan.
Kemudian, ia sampaikan, setelah memutuskan untuk terjung ke dunia politik, tentu ada plus minusnya. Kalimat ujaran kebencian, fitnah, serta kesan yang tidak mengenakan pasti akan dijalani. Dan ini adalah hukum alam yang pasti terjadi pada setiap orang, termasuk pada dirinya dan H Ahmad Ali.
“Hidup di dunia politik pasti tidak jauh-jauh dari fitnah. Jangankan seorang Abdul Karim, Nabi Muhammad SAW saja di fitnah, Habib Ali saja di fitnah, apalagi cuman saya ini yang ibaratnya remahan reginang di kaleng Khong Guan,” kata dia.
“Alhamdulillah, sebagai politisi, kesan yang saya dapat dengan H Ahmad Ali itu semua kesannya itu tidak baik. H Ahmad Ali itu orangnya sombong, H Mad orangnya kejam. Tapi Alhmadulillah, selama saya bergaul dengan Kak Mad, cerita-cerita itu hilang dengan sendirinya,” sambungnya lagi.
“Dan pada akhirnya saya meyakini, kenapa para politisi tidak suka dengan Kak Mad, karena saya melihat Kak Mad itu terlalu nyata,” tegas Abdul Karim Aljufri.
Menurutnya, banyak yang beranggapan, isu yang terus disampaikan kepadanya, soal tak difungsikan jika mendampingi H Ahmad Ali.
Hanya sebagai ban serep, sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Tengah. Gubernur lah yang memiliki kewenangan, pengambil kebijakan, sehingga ia tidak punya ruang dan kewenangan dalam mengambil kebijakan nantinya.
“Saya juga ditakut-takuti, karena nanti kalau jadi, akan dijadikan sebagai ban Serep, karena nanti tidak akan difungsikan. Tetapi Alhamdulillah, selama perjalanan kami kampanye bersama-sama, tidak pernah satu kalipun saya ditahan untuk berbicara. Bahkan, diberbagai tempat, Kak Mad yang selalu mendorong saya untuk bicara. Kak Mad yang selalu mendorong saya untuk memberikan bantuan-bantuan. Padahal, bantuan ini dari kantong pribadinya, tetapi gilaran foto-foto, saya yang diajak paling depan,” beber bang AKA.
“Kami meyakini juga, sejatinya sebagai wakil, sebagai ban serep, Yang punya kepribadian, yang punya hak menentukan sesuatunya adalah ketua, adalah kepala daerahnya. Dalam hal ini karena saya jabatannya sebagai wakil gubernur, maka kewenangan itu mutlak ada di tangan gubernur. Kami di Gerindra diajarkan, kalau kamu hanya seorang Wakil, hanya sebagai Sekretaris, jangan punya kepribadian. Kepribadian itu hanya milik ketua, milik komandan. Jadi, kemudian ada wakil yang merasa dia sebagai ban serep maka saya meyakini, mungkin ekspektasinya berlebihan,” pungkasnya.
Diketahui, Pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah H Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri (BERAMAL), akan mengikuti kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada tanggal 27 November 2024, mendatang.
Mohon doa dan dukungannya, sehingga pasangan BERAMAL diberi mandat oleh rakyat untuk memimpin daerah Sulawesi Tengah selama lima tahun lamanya.zal