Rektor Untad Minta Paksa Pengembalian Laptop, Basir Cyio: Wajar Seorang Pemimpin Bersikap Demikian kepada Stafnya

Lampiran dokumen pengembalian Laptop yang ditandatangani Rektor Untad Palu prof. Amar. FOTO : IST

PALU, FILESULAWESI.COM – Belum lama ini, heboh atas beredarnya Surat Rektor Untad yang ditandatangani langsung oleh Prof. Dr. Ir. Amar, ST, MT, tertanggal 27 April 2023 yang juga sampai di redaksi, perihal permintaan pengembalian Laptop dan iPad yang selama ini digunakan mantan Ketua Senat Muhammad Basir Cyio.

Dalam surat Rektor tersebut termuat ada 5 point, dan pada point (4) berbunyi: (4) Berdasarkan poin 1 sampai dengan 3, disampaikan kepada saudara agar segera mengembalikan aset yang masih digunakan dan dikuasai secara pribadi untuk selanjutnya diserahkan kepada Universitas Tadulako.

Sementara dalam point (5) berbunyi, Pengembalian aset barang milik negara yang dimaksud dilakukan melalui Koordinator TU dan BMN Biro Umum dan Keuangan selambat-lambatnya pada tanggal 8 Mei 2023.

Mantan Ketua Senat Untad dan Rektor dua periode ini ketika ditemui di Ruangannya di Faperta Untad, Senin (5/5/2023), yang ditanya apakah bunyi surat seorang rektor terutama di point (4) tidak tergolong kasar dan berlebihan?

Basir Cyio yang ditanya pandangannya dengan tenang menjawab, jika kata-kata dan kalimat demikian, wajar keluar dari seorang pemimpin bagi stafnya yang dinilai lalai.

Dia menjelaskan, tidak ada unsur kesengajaan dalam memperlambat pengembalian, cuma karena di dalam laptop dan iPad tersebut memuat dokumen-dokuemn sejak dirinya mengenal laptop, sehingga harus menemukan momen yang pas agar dokuemen itu dapat dipindahkan dengan baik, katanya.

“Jujur, dalam laptop itu, masih tersimpan skripsi, tesis dan disertasi bimbingan atau pun mahasiswa yang pernah berkomunikasi dalam menata narasi karya ilmiahnya. Jadi untuk memindahkan semua itu, butuh waktu karena harus ada laptop dan iPad sebagai tempat memindahkannya,” kata Basir tanpa memperlihatkan ekspresi kesal mendapat surat seperti itu kepada FileSulawesi.com.

Basir menambahkan, pihaknya juga menggunakan kendaraan dinas selaku Ketua Senat. Namun dua minggu sebelum berakhir masa tugasnya, kendaraan itu telah dikembalikan. Sebab, kata Basir, mobil tidak sama dengan laptop yang membutuhkan proses pemindahan dokumen. Sebelum diminta kendaraan Ketua Senat itu, saya telah kembalikan jauh hari, tutur Basir Cyio.

Ketika ditanya, apakah wajar Bahasa Rektor seperti itu hanya untuk meminta mengembalikan sebuah Laptop dan iPad bagi seorang mantan Rektor? Menurut Basir, pihaknya menilai sangat wajar, dan setiap pemimpin punya style yang berbeda, baik dalam tulisan maupun dalam bentuk lisan yang ingin dikeluarkan.

Menurutnya, dirinya memang tidak pernah membuat surat selama dua periode menjadi rektor. Bahkan, lanjut Basir, untuk pengembalian kendaraan roda empat dari mantan pejabat, cukup Ka-Subag (eselon IV) yang mengirimkan Chat kepada mantan pejabat. Kalaupun harus disurati, sudah cukup Kabag Tata Usaha, tidak harus saya sebagai rektor kala itu.

Tapi, kata Basir, apa yang dilakukan Rektor Prof. Amar kepada dirinya, adalah hal biasa dan dapat saya terima dengan penuh lapang dada dan pengertian, tanpa harus berpikir belebihan. “Pokoknya aman dunia bro”, kata Basir bercanda sambil tertawa.

“Ingat, setiap pemimpin mempunyai style dan kebahagiaan tersendiri dalam menjalani jabatannya. Ada pejabat yang Bahagia kalau suka marah-marah di depan stafnya. Ada juga yang disaat marah kepada stafnya, ketika tidak ada orang lain. Yang pasti, kita jangan membanding-bandingkan style setiap pemimpin,” kata Basir.

Menurut Basir, dirinya selama 8 tahun menjadi rektor, belum pernah ada unsur pimpinan dan staf yang pernah dia marah. Dulu, kata Basir, pernah ada staf honorer yang bertugas menjaga kalau-kalau Lift macet.

Suatu hari, cerita Basir, lift ke lantai IV mati total. Saat dirinya menelpon staf honorer yang bertugas, ternyata di-rejected. Dibel sampai tiga kali, tetap di-rejected. Waktu dikirimkan Chat, Cuma di baca tetapi tidak menjawab.

Keesekan harinya, Basir mengaku mengontak kembali ke telepon genggamnya. Lagi-lagi di-rejected. Haruskah saya marah? Tidak, kata Basir mengenang masa-masanya. Lalu apa yang saya lakukan, tanya Basir yang dijawab sendiri.

“Hari ketiga saya buat pengumuman penerimaan teknisi Lift dibutuhkan sebanyak tiga orang, dan bagi staf lama yang masih berkeinginan untuk bekerja, harus kembali mengikuti wawancara ulang,” kata Basir menjelaskan caranya marah.

Ketika ditanya jika banyak pihak menyayangkan sikap Rektor menyurati Anda dengan kata-kata yang kurang pantas, Basir malah menjawab, jika menurutnya kata-kata semacam itu sangat pantas dari seorang rektor kepada bawahannya, termasuk ke saya sebagai dosen biasa.

“Husst, jangan jadi provokator, kalau wartawan jadi wartawan sajalah, he he he he (Basir Cyio sambil tertawa), sembari menambahkan, mari kita mendoakan Rektor agar Untad ke depan jauh lebih baik dibandingkan pada zamannya. Kita juga doakan Pak Rektor sehat dan panjang Umur sehingga segala program unggulannya dapat diwujudkan.

“Saya tidak pernah kecil hati, dendam, dan diperlakuakn apapun. Insya Allah sudah khatam dalam menjalani lika liku kehidupan dalam dunia kampus, termasuk dalam menjalani suasana politik, sekeras apapun’, katanya mengakhir penjelasannya.(***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *