PALU, FILESULAWESI.COM – Suara sang aktivis pergerakan reformasi politik Sulawesi Tengah, Arianto Sangaji, begitu menggema, saat diapit memberikan orasi politik dalam kegiatan The Fater Of Desember, Mimbar Demokrasi, melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Sulawesi Tengah dan rakyat Sulawesi Tengah. Di halaman kampus Universitas Abdul Azis Lamadjido (Azlam) Palu, jalan Dr. Suharso, kelurahan Besusu Barat, kota Palu. Jumat (1/12/2023) sore.
Ia dengan lantang menyampaikan, bahwa hari ini demokrasi politik sedang dalam ancaman besar, yakni kembalinya rezim Nepotisme.
“Hari ini kawan-kawan mahasiwa, situasinya tidak membaik dari apa yang terjadi seperti pada tahun 1998. Pada saat itu, diantara kalian banyak yang belum lahir, pada masa tahun 1998. Mahasiswa-mahasiwa seperti anda dari berbagai penjuru kampus di wilayah Indonesia, turun ke jalan untuk menghancurkan satu rezim otoriter. Satu rezim yang berkuasa dengan menggunakan berbagai macam kekerasan untuk membungkam suara rakyat,” urainya kepada FileSulawesi.com.
“Jadi kalau hari ini, anda hadir disini dan kita berbicara sikap Neo liberal, itu tidak lebih dari apa yang terjadi pada 25 tahun yang lalu. Apakah anda setuju dengan sikap Neo Liberal. Kita tahu persis bahwa, apa yang terjadi hari ini, dimulai dengan peristiwa politik dengan mengukuhkan kembali yang kita sebut dengan Nepotisme,” katanya menambahkan.
Ia melanjutkan orasinya, bahwa anak-anak muda seperti anda, di dorong untuk terus merebut kekuasaan politik. Akan tetapi, kata dia, dalam merebut kekuasaan politik dengan tidak menggunakan cara yang disebut “Nepotisme”.
“Seperti terjadi pada beberapa waktu yang lalu. MK dipakai untuk menjustifikasi anak muda yang muncul dari kekuasaan, dengan proses yang tidak benar, itu yang harus kita lawan. Nepotisme di tahun 1998, salah satu semangat spirit dari teman-teman mahasiswa saat ini bersama dengan rakyat, menghajar apa yang disebut dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,” katanya.
“Tetapi 25 tahun kemudian, hari ini, kita lihat kembali situasinya muncul kembali. Jadi, demokrasi kita sedang berada dalam Ancaman,” ungkap Arianto Sangaji.
Melihat situasi, semangat yang membara dari mahasiswa dan rakyat Sulawesi Tengah yang hadir, diakhir orasinya, ia dengan lantang menyuarakan, kita bersepakat untuk terus berusaha menolak, menghambat, kecendrungan untuk membungkan demokrasi yang sudah kita perjuangkan 25 Tahun lalu.zal