Tindaklanjut Setelah Pencanangan Negeri Seribu Megalit di Sulawesi Tengah, Berikut Penjelasan Ikhsan

Kepala Dinas Dinas Komunikasi, Informasi, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Provinsi Sulawesi Tengah Sudaryano A. Lamangkona, saat memberikan arahannya. FOTO : Mohammad Rizal/FileSulawesi.com

PALU, FILESULAWESI.COM – Dialok Publik Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit, dengan mengangkat tema “Menjelajah Keajaiban Menelusuri Sejuta Cerita Batu Bersejarah” digelar di salah satu kafe yang ada di kota Palu, Sabtu (2/12/2023) malam, menghadirkan narasumber Dosen Antropologi Fisip Untad Palu Dr. Muhammad Marzuki, M.Si, serta narasumber Kepala Bidang (Kabid) Pelestarian dan Perlindungan Dinas Kebudayaan Sulawesi Tengah, Arkeolog, Ikhsan.

Dialog publik sendiri diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi, Informasi, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Provinsi Sulawesi Tengah, menghadirkan teman-teman jurnalis, dengan moderator utama Kepala Dinas Sudaryano R. Lamangkona.

Bacaan Lainnya
IMG-20240816-WA0223-1

Dari hasil pemaparan sejumlah narasumber dalam dialog publik, dan diberi sesi tanya jawab kepada awak media, salah seorang penanya dari awak media, mempertanyakan keseriusan dari pemerintah provinsi Sulawesi Tengah, terhadap tindaklanjut aksi kedepannya, setelah gagasan pencanangan atas Negeri Seribu Megalit di Sulawesi Tengah.

Kepada awak media, Ikhsan, yang merupakan Arkeolog, Sejarawan dan sekaligus sebagai Kepala Bidang (Kabid) Pelestarian dan Perlindungan Dinas Kebudayaan Sulawesi Tengah, menjawab atas kegelisahan dan kegundahan dari masyarakat (awak media), tentang tindaklanjut setelah pencanganan tersebut.

Terlebih dahulu ia mengatakan, bahwa kekhawatiran yang dirasakan oleh teman-teman media malam ini, pernah diungkapnnya satu bulan sebelum pencanangan Negeri Seribu Megalit, di Sulawesi Tengah.

“Mudah-mudahan kekhawatiran itu tidak berlanjut. Kalau kita semua menggunakan kemampuan secara teknis dan kemampuan administrasi,” urainya kepada FileSulawesi.com.

Ia menjelaskan, mengapa ia menggunakan dua kemampuan tadi, karena kalau untuk kemampuan secara teknis, pihaknya sangat sanggup. Hanya saja, yang perlu dipertajam kembali ialah bagaimana kolaborasi dengan kemampuan secara administrasi (melibatkan seluruh OPD teknis dan pihak terkait).

“Kenapa saya sampaikan dua kemampuan ini, karena kalau secara teknis kami sangat siap, kapan pun dibutuhkan data atau rencana aksi, tim kecil kami itu sudah siap dengan data nya,” kata Ikhsan.

Kemudian ia menambahkan, dalam waktu dekat dalam bentuk aksi nyata atas tindak lanjut dari gagasan pencanangan ialah tanggal 7 Desember 2023, akan ada seminar nasional Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit.

“Tiga narasumber diantaranya dari Dirjen Kementerian Pendidikan, kebudayaan dan Teknologi RI, narasumber kedua dari BRIN, dan dari pemerintah daerah atau akademisi. Silahkan teman-teman media untuk menanyakan langkah apa yang akan diambil oleh pemerintah, dalam mempercepat aksi agar warisan budaya diakui oleh UNISCO (syarat yang harus dipenuhi),” sebutnya.

“Selain itu, Tanggal 4 Desember 2023 pula, seluruh tim ahli cagar budaya se-Sulawesi Tengah berjumlah 25 orang, kumpul di Palu. Dengan pembahasan membuat rekomendasi yang 20 situs ini ke Menteri. Karena secara resmi, akan diserahkan langsung oleh bapak gubernur di awal tahun 2024,” ia menambahkan.

Diakuinya, UNISCO belum memberikan rekomendasi terkait situs yang ada di Sulawesi Tengah merupakan warisan dunia. Namun, setelah melakukan pengusulan ke UNISCO, ada 11 provinsi yang mengajukan daftar sementara.

“Dari 11 provinsi, 7 provinsi yang ditolak, 4 provinsi yang diterima, salah satunya Lore Lindu (Sulawesi Tengah). Hanya 4 ini yang dipersilahkan lanjut. Ini tidak main-main teman-teman. Seperti saya bilang tadi, dibutuhkan kemampuan teknis dan kemampuan admnistrasi. Karena syaratnya, kalau tingkat nasional ke tingkat dunia, itu harus dibentuk tim terpadu. Tetapi dari segi nilai, dunia akui, bahawa budaya di Sulawesi tengah sudah ke tingkat peradaban. Tinggal bagaimana pengelolaannya kedepan. Karena tantangan kedepannya ialah bagaimana kita melakukan pemanfaatannya,” tegas Ikhsan dengan menyebutkan bahwa tahun depan bakal ada festival internasional.zal

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *