PALU, FILESULAWESI.COM – Akun Instagram (IG) bang.aka, akun media sosial milik Abdul Karim Aljufri, mengulas secara lengkap bagaimana bisa dekat dengan Presiden terpilih saat ini yakni Prabowo Subianto.
BACA JUGA: Hidayat Lamakarate Temani Ahmad Ali Berdialog dengan Masyarakat Kota Palu di Warung Kopi
Abdul Karim Aljufri, sering disapa dengan Bang AKA melakukan live streaming, menyasar netizen dengan tujuan menyapa, mendengar dan menjawab dari pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh netizen, seputar permasalahan Sulawesi Tengah, serta terkait dengan bagaimana proses ia meraih prestasi hingga dekat dengan Prabowo Subianto, Senin (26/8/2024).
Salah satu penanya dengan akun JD Yesu, menanyakan kepada bang AKA, boleh cerita singkat proses abang Abdul sukses di tanah rantau, sampai bisa jadi anak didikan Prabowo langsung, dan apa pesan atau moral yang masih dipegang sampai sekarang?
Bang AKA mulai menceritakan proses bagaimana kedekatannya dengan Prabowo Subianto. Mula-mula pada tahun 1998, ia pindah ke Jakarta, namun tidak dibina langsung oleh Prabowo Subianto, melainkan dibina oleh orang-orang yang dekat dengan Prabowo Subianto.
“Kita tinggal di Padepokan Satria Muda Indonesia (SMI). Disitu ada bang Taslim, bang Edie Prabowo, Bang Sami, bang Agus, Bang Jimi dari Palu, Alm. bang Mul pelatih saya dari Palu. Jadi, memang waktu itu, bang Mul sampaikan kalau ke Jakarta hubungi beliau,” urainya kepada FileSulawesi.com
“Akhirnya begitu kita ke Jakarta kita hubungi ke dia. Satu minggu di Jakarta, kemudian dijemput dirumah langsung ke Wijaya. Di wijaya (Padepokan SMI) itu, saya dengan kaka saya itu tidak dilatih oleh Bang Taslim (juara dunia tak terkalahkan), tetapi kami masih latihan sendiri,” bebernya.
“Nah, mungkin karena dilihat kami punya potensi, rajin latihan, akhirnya bang Taslim itu kasih program ke bang Mul untuk kita laksanakan. Bang Taslim itu belum langsung melatih kami makanya hanya memberikan program. Setelah satu bulan program berjalan, karena dilihatnya kita lagi-lagi rajin, punya potensi, akhirnya almarhum bang Taslim terlibat untuk melatih langsung,” katanya menambahkan.
Kemudian, ia melanjutkan, kebetulan pada tahun 1998 adalah tahun yang dicanangkan prestasinya untuk perguruan Padepokan Satria Muda Indonesia (SMI).
Sehingga, di beberapa daerah dibuatkan kejuaraannya. Untuk wilayah Sulawesi di bikin kejuaraannya di Malino, Sulawesi Selatan. Pulau Jawa di bikin kejuaraannya di Jakarta. Pulau Sumatra dibuatkan kejuaraannya di Padang atau di Lampung.
“Juara-juaranya itu lalu dikumpulkan untuk dilatih di Wijaya Padepokan SMI. Kebetulan saya itu bukan yang terbaik diantara teman-teman. Jadi, saya bukan bagian dari tim yang akan dilatih langsung oleh pengurus pusat,” ungkap suami Ina Karisma Pratiwi ini.
“Karena saya tinggal di Wijaya, saya meghadap ke pelatih-pelatih itu. Saya bilang bang, kalaupun saya tidak mendapatkan perlakuan sama dengan teman-teman yang akan di TC kan, tetapi izinkan saya untuk latihan bersama-sama tim (mereka). Akhirnya, setelah saya sampaikan itu, pelatih membolehkan saya untuk berlatih dengan tim yang telah dibentuk tadi,” sebutnya lagi.
Dari hasil latihan bersama tim, dilatih oleh pelatih handal, profesional, pelatih kelas dunia, meskipun awalnya tidak masuk dalam bagian dari tim yang akan dilatih, namun Abdul Karim Aljufri membuktikan dirinya dan berhasil meraih juara dunia ketika itu.
“Alhamdulillah, dari angkatan kami itu, saya satu-satunya yang jadi juara dunia. Jadi, yang tadinya tidak masuk dalam tim, tetapi karena saya ngotot masuk dalam tim, yah, mungkin gensi itu yang membuat saya juara,” kata dia.
Setelah meraih juara dunia, kemudian bang AKA berlanjut mengikuti ajang kejuaraan di DKI Jakarta. Jadi atlet di DKI Jakarta, masuk PON hingga juara dunia kembali tahun 2001 dan pertama kali bertemu dengan Prabowo Subianto.
“Saya ingat itu kami dikasih bonus (uang dollar) sama Prabowo Subianto. Kemudian, dikasih beasiswa untuk kuliah. Tapi, karena saat itu sekolah berentakan, karena saya berprestasi itu maka bentuk prestasi yang saya terima diberikan kepada kakak saya, dan teman saya yang satu lagi untuk beasiswa,” kenang bang AKA.
Setelah menapaki prestasi yang gemilang, berlanjut lagi sehingga benar-benar berada di lingkarannya Prabowo Subianto (tidak langsung, tetapi masih berhubungan dengan bang Edi serta abang-abang lainnya, yang berhubungan langsung dengan Prabowo Subianto).
Kemudian, lanjut cerita, setelah Prabowo Subianto membuat Partai, ia diperintahkan dari Bang Edie Prabowo untuk ikut bantu-bantu mensukseskan partai besutan Prabowo tadi.
“Pekerjaan pertama saya di partai ini yakni tukang entry KTA. Entry KTA itu yah tukang ketiklah. Jadi, kalau ada KTA nya teman-teman tahun 2008, kemungkinan besarnya saya yang ketik KTA nya,” jelasnya.
Setelah itu, kata bang AKA, masih dengan urusan yang sama yang dipercayakan oleh partai ketika itu dengan bidang urusan KTA, ia pula dipercaya mendapatkan mandat untuk memimpin divisi lainnya.
Kemudian berlanjut dengan mendapatkan kepercayaan atau amanah kembali yang diberikan yakni menjadi Koordinator Regional Sulawesi.
Berkeliling Sulawesi untuk verifikasi partai tahun 2011. Kemudian, pada tahun 2014, oleh bapak Prabowo Subianto, kami diperintahkan untuk tidak “Nyaleg”.
“Akhirnya tugas kami mengawal senior-senior yang Nyaleg. Jadi LO, jadi semualah kita bikin (sesuai perintah partai). Nanti tahun 2019, baru dibolehkan kami Nyaleg,” kenang bang Abdul Karim Aljufri.
“Akhirnya, adalah Abdul Karim Aljufri yang kalian lihat sekarang ini. Kalau dibilang instan, tidak instan juga yah. Mungkin bagi teman-teman di Palu sini, saya anak baru, sebenranya di partai saya sudah sejak awal,” sebut Anggota DPRD Sulteng terpilih 2019-2024 tersebut.
Dari sepenggal kisah yang ia sampaikan diatas, Prabowo Subianto pernah menekankan kepadanya, jadilah laki-laki itu harus bertanggung jawab. Segala ucapannya harus bisa dipertanggungjawabkan.
Abdul Karim Aljufri, diketahui merupakan salah satu Bakal Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah mendampingi H Ahmad Ali sebagai Bakal Calon Gubernur Sulawesi Tengah, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 November 2024, mendatang.zal