Kota Palu Catatkan Prestasi Raih Rekor MURI Kategori Sajian Ikan Mujair Kuah Asam Terbanyak

Rekor tersebut diserahkan langsung oleh perwakilan MURI kepada Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Palu, Irmayanti Pettalolo, dalam acara malam puncak perayaan HUT ke-46.
Rekor tersebut diserahkan langsung oleh perwakilan MURI kepada Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Palu, Irmayanti Pettalolo, dalam acara malam puncak perayaan HUT ke-46. FOTO : IST

PALU, FILESULAWESI.COM – Pemerintah Kota Palu berhasil mencatatkan sejarah baru dengan meraih rekor dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori Sajian Ikan Mujair Kuah Asam Terbanyak.

BACA JUGA: Ribuan Warga Kota Padati Lapangan Vatulemo Bertajuk Palu Berzikir

Bacaan Lainnya
Camat Palu Timur Gunawan, S.Km, M.Kes

Penghargaan ini diberikan sebagai bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-46 Kota Palu, yang berlangsung pada Sabtu (28/09/2024) di lapangan Vatulemo.

Rekor tersebut diserahkan langsung oleh perwakilan MURI kepada Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Palu, Irmayanti Pettalolo, dalam acara malam puncak perayaan HUT ke-46.

Prestasi ini diraih berkat kerja sama dan antusiasme masyarakat serta berbagai pihak yang turut berpartisipasi dalam menyiapkan sajian khas Palu, Ikan Mujair Kuah Asam, yang jumlahnya mencapai ribuan porsi.

Acara malam terakhir HUT ke-46 Kota Palu tersebut, juga dimeriahkan dengan konser bertajuk “Movingahead” yang menghadirkan penyanyi religi ibu kota, Opick, yang dikenal dengan lagu-lagu spiritualnya seperti Tombo Ati.

Kehadirannya semakin memeriahkan suasana dan menjadi penutup yang indah bagi seluruh rangkaian acara perayaan.

Perayaan HUT ke-46 Kota Palu kali ini memang dirancang untuk menjadi momen istimewa bagi warga Palu, dengan berbagai kegiatan menarik yang telah dilaksanakan sejak awal bulan.

Keberhasilan meraih rekor MURI ini menjadi salah satu puncak dari berbagai pencapaian yang telah diraih selama perayaan berlangsung.

Dengan prestasi ini, diharapkan Kota Palu terus bergerak maju, tidak hanya dalam hal pengembangan infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga pelestarian budaya dan kearifan lokaal.(***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *