PALU, FILESULAWESI.COM – Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Perhubungan (Dishub), telah memperoleh pendapatan setiap bulannya dari 24 unit operasional Bus Trans Palu (BTP) di Kota Palu.
BACA JUGA: Dorong Dunia Usaha Dukung Visi Sembilan Program BERANI
“Dari 24 bus itu, pendapatan setiap bulan Rp100 juta lebih,” ungkap Kepala Dishub Kota Palu Trisno Yunianto kepada Filesulawesi.com, Jumat (25/4/2025) siang.
BACA JUGA: Aktivitas Penambang Keruk Pasir di Bendung Irigasi Sungai Tada ILEGAL
Kemudian ia menambahkan, 24 unit operasional BTP tersebut maka Pemerintah Kota Palu mengucurkan anggaran setiap bulannya untuk biaya operasional senilai 1,8 miliar.
“Ini mencakup gaji, BBM sampai kepada pemiliharaan Bus,” urainya.
Namun ia menekankan, bahwa kehadiran atau keberadaan 24 unit operasional BTP di Kota Palu, bukan bagian utama untuk mencari profit atau keuntungan.
“Ini kita subsidi, tidak profit oriented (bukan keuntungan). Jadi keluar Rp1,8 M, dan harus balik Rp1,8 M, tidak akan ketemu,” kata Trisno, yang pernah jabat Kasatpol-PP Kota Palu ini.
“Jadi memang tujuan bus ini untuk transportasi massal. Silakan masyarakat menggunakan, kita tidak kejar keuntungan di situ,” kata Trisno menekankan.
Menurutnya, Pemerintah Kota Palu tidak mencari keuntungan karena memang itu tadi, hadirnya BTP salah satu amanat dari Undang-Undang yang mewajibkan pemerintah kabpaten/kota menyediakan transportasi massal.
“Bahkan kalau mau digratiskan juga memungkinkan,” sambung Trisno.
“Sekarang kontrak BTP dengan pihak ketiga selama tiga tahun yang terhitung mulai dari tahun 2024-2026,” ucap dia.
24 Bus Trans Palu beroperasi di beberapa titik di Kota Palu memiliki dua tarif. Satu tarif Rp5.000 untuk umum, dan Rp2.500 bagi pelajar.zal