Sangat Miris!!! Semangat Program BERANI CERDAS Tak Sebanding Duka yang Dialami SMK Bina Bakat Palu

Kepsek SMK Bina Bakat Palu, Kartika Andi Masse (kiri) didampingi Guru SMK Bina Bakat Palu, Natasya.
epsek SMK Bina Bakat Palu, Kartika Andi Masse (kiri) didampingi Guru SMK Bina Bakat Palu, Natasya. FOTO: Mohammad Rizal/Filesulawesi.com

Dinas Pendidikan Sulteng Blokir DAPODIK SMK Bina Bakat, Alasan Tak Berdasar

PALU, FILESULAWESI.COM – Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Dr Anwar Hafid dan dr Reny A Lamadjido, begitu gencarnya menggaungkan program BERANI CERDAS untuk anak bangsa, khususnya bagi warga Sulawesi Tengah.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: Wagub Sulteng Minta Perangkat Daerah Sinergi Bersama Percepatan Realisasi Belanja Daerah

Dalam program BERANI CERDAS, harapannya ialah Gubernur dan Wakil Gubernur tak ada lagi anak bangsa yang putus sekolah dan tidak mengenyam pendidikan termasuk hingga perkuliahan.

Pernyataan ini sering disampaikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah dalam setiap momentum kegiatan, dalam rangka memastikan agar anak-anak Sulawesi Tengah, bisa bersekolah, termasuk dibiayai sekolahnya secara gratis.

Harapan dari program BERANI CERDAS, sepertinya pupus sirna seakan bagaikan angin yang berhembus tak tahu arah tujuannya.

BACA JUGA: Dasar Penonaktifan DAPODIK SMK Bina Bakat Kartika Andi Masse Palu

Kasus yang dialami SMK Bina Bakat Kartika Andi Masse Palu salah satu contohnya. Meskipun sebelumnya telah ada keterangan resmi yang disampaikan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Kepala Dinas Pendidikan Yudiawati V Windarrusliana, dasar dari menonaktifkan sementara DAPODIK SMK Bina Bakat Kartika Andi Masse Palu sejak tahun 2023 hingga saat ini (sumber media FileSulawesi.com, terbit hari Jumat, tanggal 9 Mei 2025).

Apa yang disangkakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah ketika itu, kini terjawab sudah dan mulai ada titik terangnya dari alasan tak berdasar menonaktifkan DAPODIK SMK Bina Bakat Palu, dijawab langsung oleh Kepsek SMK Bina Bakat Kartika Andi Masse, dalam jumpa persnya dengan sejumlah awak media, hari ini, Rabu (4/6/2025) sore.

Dalam keterangannya, Kepsek SMK Bina Bakat Palu, Kartika Andi Masse, mengungkapkan, jika menggunakan logika berpikir secara rasional, SMK Bina Bakat Palu diakui legalitasnya dengan menyandang akreditasi sejak tahun 2019 lalu. Lalu kemudian, Dinas pendidikan Sulteng anggap bahwa sekolah SMK Bina Bakat Palu tak layak sebagai sekolah karena sejumlah alasan yang sudah disampaikan sebelumnya (dasar penonaktifan DAPODIK).

Ironisnya lagi, lanjut Kartika Andi Masse, bentuk kecaman, hinaan, penzholiman terus dilakukan oleh Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah terhadap lembaga sekolahnya yang ia dirikan dari tahun 2015 lalu.

“Mereka menfitnah saya. Kata mereka tidak ada saya punya murid (tidak mungkin saya rekayasa data-data murid). Saya bangun sekolah ini untuk membantu pemerintah, mengayomi anak-anak bagaimana pemerintah merangkul saya, disini kekurangan saya, kami beri murid kalau kurang. Beri kami murid bukan malah kami dihempas dengan sengaja begitu saja, difitnah, dihina dan sebagainya,” kata Kartika Kepsek SMK Bina Bakat Palu kepada Filesulawesi.com.

“Mereka sampaikan, siapa yang mau pindah, pindah, karena sekolah SMK Bina Bakat ini tidak jelas, tidak punya Ijazah. Kalau saya mau tuntut saya bisa, cuman saya tidak mau lakukan, cari kedamaian, biarkan tuhan yang beri keadilan kepada mereka. Akhirnya anak-anak murid saya pindah massal. Itulah alasan mereka sehingga sampaikan sekolah saya tidak punya murid,” katanya menambahkan.

Kemudian, ia mengurai bentuk kebencian dari Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah terhadap keberadaan sekolah SMK Bina Bakat Palu, yang memiliki dua lantai gedung sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar (blokir DAPODIK sampai sekarang).

Awalnya, kata Kepsek, jumlah siswa SMK Bina Bakat Palu berjumlah 70 siswa terbagi kelas X, IX, dan Kelas XII. Namun karena ketika terjadi Covid-19 tahun 2019-2021, banyak siswa yang pulang kampung untuk antisipasi dan dekat dengan orang tua di kampung.

Ironisnya, Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah mengambil data acuan bahwa SMK Bina Bakat Palu tak layak disebut sebagai sekolah karena tak ada siswa-siswinya.

“Yah benar memang tak ada siswaku ketika itu, bukan hanya sekolah ku saja, tetapi seluruh Indonesia sekolah tidak mewajibkan anak masuk sekolah. Kenapa ini yang harus dijadikan dasar dari mereka sehingga menonaktifkan DAPODIK kami sampai sekarang?,” kesalnya.

Olehnya itu, ia meminta keseriusan dari Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah saat ini, agar kiranya memberikan solusi terbaik demi anak bangsa bisa mengenyam pendidikan sekolah bakat di kota Palu.

“Sejak 2023 DAPODIK kami diblokir sementara oleh Dinas pendidikan, maka banyak anak-anak kami yang pindah. Sisa yang bertahan hari ini mereka yang setia dengan kami. Guru-guru kami banyak yang pindah karena untuk mengejar PPPK. Dimana hati nurani dari pemerintah hari ini?,” pinta Kepsek.

“Saya berharap, pak Gubernur dan bu Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, bisa menangahi persoalan yang menimpa sekolah kami. Bantu kami, agar DAPODIK kami dibuka kembali,” harapnya penuh kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah saat ini.zal

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *