PALU, FILESULAWESI.COM – Pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 20 Palu, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah dr. Reny A. Lamadjido, yang membacakan sambutan Gubernur Anwar Hafid, menyampaikan, apresiasi kepada seluruh pihak yang mewujudkan Sekolah Rakyat Terintegrasi 20 Palu, Sulawesi Tengah. Ia menegaskan, sekolah ini adalah wujud kepedulian pemerintah terhadap anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, yang terselenggara melalui kerja sama Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi, Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah, dan berbagai instansi terkait lainnya.
BACA JUGA: Sekolah Rakyat tahap 1 B Dibuka, SRT 20 Palu Buka Kegiatan MPLS
“Sekolah ini memberikan kesempatan setara untuk belajar, mengembangkan karakter, keterampilan, dan nilai kebersamaan. Pendidikan dianggap sebagai jembatan emas menuju masa depan” ungkapnya.
BACA JUGA: Ketum PB PGRI Berkunjung ke Sulteng 19 Agustus 2025, Berikut Agendanya
Wakil Gubernur Sulawesi Tengah juga mengajak para orang tua untuk aktif mendukung pendidikan anak-anak, tidak hanya selama menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat, tetapi juga hingga melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Ia menegaskan bahwa dukungan keluarga adalah kunci keberhasilan anak dalam meraih masa depan yang lebih baik.
Kepala Sentra Nipotowe Palu sekaligus PIC SRT 20 Palu, Diah Rini Lesmawati, dalam sambutannya menegaskan bahwa MPLS menjadi momen penting bagi siswa untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah, memahami budaya belajar, dan membangun rasa kebersamaan lintas daerah.
“Kami berharap seluruh siswa dapat memanfaatkan MPLS ini untuk menumbuhkan semangat belajar, membangun karakter, dan menjalin persaudaraan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya membentuk generasi yang cerdas, mandiri, dan mampu bersaing secara sehat di masa depan.
Diah Rini Lesmawati mendorong semua pemangku kepentingan untuk membangun lingkungan belajar yang inklusif dan ramah anak di Lingkungan Sekolah Rakyat. Ia juga mengajak guru, tenaga kependidikan, wali asuh dan wali asrama untuk memelihara semangat, kesabaran, ketulusan, dan dedikasi dalam mendidik dan membina siswa Sekolah Rakyat.
“Setiap siswa adalah permata yang belum dipoles. Kita wajib membimbing mereka untuk percaya diri dan berani bermimpi,” ujarnya.
Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi 20 Palu, Anita, menambahkan “Sebagai kepala sekolah rakyat yang baru, saya merasa terhormat dapat memimpin SRT 20 Palu. Tugas kami bukan hanya menyampaikan pelajaran, tetapi juga membimbing anak-anak untuk tumbuh menjadi generasi yang tangguh dan memastikan keamanan dan perlindungan mereka karena semua siswa sekolah rakyat tinggal di asrama”.
Kegiatan MPLS dirancang berlangsung selama dua minggu dan dilanjutkan dengan kegiatan matrikulasi. Kegiatan mencakup pengenalan visi-misi sekolah, pembinaan kedisiplinan, penguatan nilai kebangsaan, serta berbagai aktivitas kreatif yang dirancang untuk membentuk kepribadian siswa secara utuh. Program ini menekankan pembelajaran yang tidak hanya berbasis akademik, tetapi juga pengembangan sosial, emosional, dan spiritual. Dengan demikian, siswa tidak hanya diasah kemampuan intelektualnya, tetapi juga dibimbing untuk menjadi individu yang berkarakter dan bertanggung jawab.
Selain itu, MPLS juga menjadi sarana bagi siswa untuk mengenal teman-teman baru dari berbagai daerah. Hal ini diharapkan memperluas wawasan mereka, membangun toleransi, dan memperkuat persaudaraan antar siswa. Aktivitas selama MPLS mencakup orientasi peraturan, permainan edukatif, diskusi kelompok, dan proyek kolaboratif, sehingga setiap siswa dapat belajar secara aktif dan interaktif.
Kegiatan MPLS juga memuat sesi orientasi tentang kehidupan asrama, tata tertib, dan pengembangan keterampilan sosial. Tujuannya untuk mempersiapkan siswa menghadapi kehidupan sekolah yang baru dan menumbuhkan kemandirian serta rasa tanggung jawab. Melalui MPLS yang dimulai hari ini, SRT 20 Palu membuka babak baru bagi pendidikan di Sulawesi Tengah.
Pembukaan MPLS di SRT 20 Palu menjadi momentum yang menegaskan bahwa pendidikan adalah hak semua anak. Sekolah Rakyat hadir sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk membuka akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Program sekolah rakyat sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk membentuk masyarakat yang sehat, cerdas, dan sejahtera. Program Sekolah Rakyat diharapkan dapat menjadi jembatan bagi anak-anak yang sebelumnya terbatas akses pendidikannya, agar mereka memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
Cerdas Bersama, Tumbuh Setara merupakan slogan yang mencerminkan prinsip pendidikan yang diusung oleh Sekolah Rakyat. “Cerdas” berarti mengembangkan kecerdasan sosial, emosional, dan spiritual. “Bersama” menegaskan kolaborasi antara sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat dalam mendukung pendidikan. Sedangkan “Tumbuh Setara” menekankan kesempatan yang setara bagi semua anak termasuk bagi mereka yang selama ini mengalami keterbatasan dalam mendapatkan pendidikan yang layak.(***)