BANDA ACEH, FILESULAWESI.COM – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Republik Indonesia melaksanakan Peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia ke-77 tahun 2025 dengan fokus kegiatan pada isu kemanusiaan dan dampak bencana alam.
BACA JUGA: Kebutuhan Dasar Penyintas Belum Terpenuhi di Aceh Saat Peninjauan Komnas HAM Perwakilan Sulteng
Alih-alih menggelar upacara seremonial, Komnas HAM memilih untuk turun langsung ke lokasi bencana banjir bandang yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatera: Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
Peringatan Hari HAM Sedunia yang jatuh setiap tanggal 10 Desember 2025 ini difokuskan pada kegiatan pemantauan dan pengamatan langsung di daerah terdampak bencana. Delegasi Komnas HAM, Komnas HAM Perwakilan Sulawesi Tengah, Komnas HAM Perwakilan Maluku dan Komnas HAM Perwakilan Aceh melakukan Pemantauan dan Pengamatan untuk dua tujuan utama:
BACA JUGA: Ketua Tim Relawan BERANI Sikapi Positif Wacana Anwar Hafid Didorong Maju Ketua Asprov PSSI
- Melihat Langsung Kondisi Pengungsi: Memastikan pemenuhan hak-hak dasar para korban bencana, termasuk hak atas pangan, sandang, papan sementara yang layak, hak atas kesehatan, dan hak-hak dasar lainnya untuk pengungsi. Pemantauan ini dilakukan untuk mendokumentasikan potensi pelanggaran atau kelalaian pemenuhan HAM di masa tanggap darurat dan pemulihan.
- Mengetahui Penyebab Bencana: Melakukan kajian awal mengenai faktor-faktor yang mungkin berkontribusi terhadap terjadinya banjir bandang, termasuk aspek lingkungan, tata ruang, dan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam. Hal ini dilakukan sebagai langkah advokasi untuk pencegahan bencana serupa di masa depan, sejalan dengan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
“Komnas HAM terus melakukan berbagai upaya sesuai kewenangan kami, memastikan agar pemulihan pascabencana dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip HAM,” kata Ketua Komnas HAM RI, Anis Hidayah, di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan usai melaksanakan doa bersama, shalat ghaib dan penyerahan bantuan untuk korban terdampak bencana kepada pemerintah Aceh, di Sekretariat Komnas HAM Aceh, Banda Aceh.
“Peringatan Hari HAM harus relevan dengan kondisi aktual masyarakat. Tahun ini, tragedi kemanusiaan akibat bencana di Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh menjadi panggilan bagi Komnas HAM untuk hadir dan memastikan bahwa hak-hak korban, terutama yang paling rentan/kelompok marginal (anak, perempuan, disabilitas), tidak terabaikan,”
Puncak Peringatan: Doa Bersama di Banda Aceh Dihadiri Menko Hukum, HAM, dan Imigrasi
Sebagai puncak peringatan, Komnas HAM menggelar acara Doa Bersama yang diadakan di Kantor Komnas HAM Perwakilan Aceh di Banda Aceh.
Acara sakral ini dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, dan Imigrasi, Prof. Dr. Yusril Isra Mahendra, yang datang khusus untuk memberikan dukungan moral dan menyampaikan komitmen pemerintah dalam penanganan bencana dan pemulihan hak-hak korban.
Dalam sambutannya, Menko Yusril Isra Mahendra menyampaikan apresiasi atas pendekatan Komnas HAM yang fokus pada tindakan nyata.
“Kehadiran Komnas HAM di lokasi bencana adalah wujud nyata dari roh Hari HAM, yaitu melindungi martabat dan hak setiap individu, terutama saat mereka berada dalam situasi terburuk. Pemerintah akan menindaklanjuti temuan Komnas HAM terkait pemenuhan hak pengungsi dan upaya mitigasi bencana,” tegas Menko Yusril.
Doa bersama ini dikhususkan untuk mendoakan para korban meninggal, kesembuhan bagi yang terluka, serta kekuatan dan ketabahan bagi seluruh masyarakat yang terdampak bencana di tiga provinsi tersebut.(***)






