SIGI, FILESULAWESI.COM – Kebocoran sambungan pipa pada proyek Water Treatment Plant (WTP) Reservoir Sidera Oloboju di Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru, menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Proyek yang bertujuan untuk meningkatkan pasokan air bersih bagi masyarakat sekitar ini menghadapi tantangan serius setelah ditemukan kebocoran pada sambungan pipa utama. Kebocoran tersebut terjadi pada saat proses running, Rabu (12/06/2023) sekira jam 15.35 wita.
Dari video yang beredar terlihat derasnya semburan air yang keluar melalui sambungan pipa, saat tim teknis sedang melakukan uji coba sebelum sistem baru dioperasikan penuh. Menurut laporan, kebocoran ini disebabkan oleh kegagalan sambungan pipa yang tidak dapat menahan tekanan air saat sistem mulai beroperasi.
Akibatnya, air dalam jumlah besar merembes dan tumpah ke area sekitar dan mengakibatkan genangan air yang cukup luas.
Andi (45) warga Desa Sidera kepada media ini Jum’at,(21/06/2024) menyuarakan keprihatinannya terkait kebocoran di proyek yang digadang gadang mampu menghasilkan air bersih bagi masyarakat Sigi dan sekitarnya termasuk Kota Palu.
Dirinya juga menyoalkan lambannya penyelesaian proyek dengan nilai fantastis itu.
“Kami sangat membutuhkan air bersih, dan kebocoran ini harus segera ditangani. Kami berharap pihak berwenang segera turun tangan dan memberikan solusi yang tepat termasuk menyegerakan proyek ini,” urainya kepada FileSulawesi.com.
aktivis lingkungan yang memantau proyek-proyek infrastruktur di wilayah Sulawesi Tengah juga menyuarakan keprihatinannya. Mereka mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan proyek vital yang mempengaruhi penyediaan air bersih bagi warga kabupaten Sigi dan Kota Palu itu.
“Kami sangat berharap pihak terkait dapat memberikan penjelasan yang jelas mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana langkah-langkah perbaikan yang akan diambil,” ujar Steven, seorang aktivis lingkungan yang memantau proyek-proyek infrastruktur di wilayah Sulawesi Tengah saat di temui di salah satu café di Kota Palu siang tadi.
Walaupun mendapat sorotan tajam dari sejumlah pihak di proyek bernilai Rp. 43.058.671.484,00 milyar tersebut, namun, sikap dari Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Tengah (BPPW Sulteng) Baskoro Elmiawan, justru menuai kritik.
Meski media telah mengirimkan pesan WhatsApp untuk mendapatkan konfirmasi, pesan-pesan tersebut hanya dibaca tanpa ada tanggapan.
Seorang wartawan lokal yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan, telah beberapa kali menghubungi pihak BP2W guna menanyakan hal tersebut tapi tidak diindahkan. Masyarakat dan media mendesak agar BP2W Sulteng segera memberikan penjelasan resmi dan tindakan konkret untuk mengatasi masalah ini.
Transparansi dan akuntabilitas dari pihak BP2W Sulteng sangat diperlukan untuk meredakan kekhawatiran dan spekulasi yang berkembang di masyarakat.
“Kami telah berulang kali mencoba menghubungi Kepala BP2W Sulteng untuk meminta konfirmasi dan penjelasan terkait kebocoran ini, namun tidak ada tanggapan sama sekali. Kami berharap ada transparansi dan informasi yang jelas dari pihak BP2W Sulteng mengenai langkah-langkah yang akan diambil,” harapnya.
Dirinya menyayangkan sikap kepala BP2W Sulteng yang terkesan enggan menanggapi permasalahan tersebut. Padahal jika dirunut, bulan Januari 2024 silam Sekretaris Direktur Jenderal (Sesditjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Riono Suprapto melakukan kunjungan kerja sejumlah proyek Kementerian PUPR di Kota Palu,Sulawesi Tengah.
Kesempatan tersebut, Riono Suprapto sekaligus memperkenalkan pimpinan baru BP2W Sulteng. Dalam kunjungannya, Riono Suprapto menekankan pentingnya koordinasi dan kualitas dalam pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur di Sulawesi Tengah.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak BP2W Sulteng. Masyarakat dan media terus menunggu respons dan tindakan dari pihak BP2W untuk memastikan bahwa proyek WTP Reservoir Sidera Oloboju dapat berfungsi dengan baik dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat sekitar.(***)