PALU, FILESULAWESI.COM – Kota Palu merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, salah satu daerah atau kota yang masih memiliki tingkat pengangguran lebih tinggi.
BACA JUGA:Warga Sulteng Kesulitan Dapat Pupuk, Ahmad Ali Minta Alokasi Subsidi Ditambah
Hal ini dipaparkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Palu Arvan, saat menjadi narasumber dari kegiatan sosialisasi Tentang Penyusunan Terkait Visi, Misi, dan Program Bakal Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Digelar KPU Kota Palu, bertempat di hotel Santika, kota Palu, Selasa (23/7/2024) pagi.
Kepala Bappeda Kota Palu Arvan, menyampaikan, bahwa masih diakui untuk pengangguran di kota Palu masih tinggi karena berada di pusat ibu kota, provinsi Sulawesi Tengah.
“Rata-rata di kota itu menjadi tujuan dari penduduk di sekitarnya mencari lapangan pekerjaan,” urainya kepada FileSulawesi.com, Selasa (23/7/2024) pagi.
“Ternyata, yang menyebabkan pengangguran di kota Palu itu juga dihitung, yaitu mereka lulusan dari perguruan tinggi. Jadi, mereka yang bergelar sarjana itu banyak yang menganggur,” katanya menambahkan.
Kemudian, ia jelaskan, dari data yang dihimpun tahun 2023, untuk alumni perguruan tinggi yang telah memiliki gelar sarjana di kota Palu dan masih menganggur sebanyak 1.633 orang.
Lalu, diperingkat kedua, untuk tamatan pendidikan SMA setara, juga ikut mendominasi menganggur kebanyakan di kota Palu karena belum memiliki pekerjaan tetap.
“Data kita di tahun 2023, ada 1.633 orang yang sarjana mengganggur. Ini kita sudah bicarakan dengan rektor di perguruan tinggi (cari solusi). Sarjana yang menganggur ini ada juga komposisinya. Misalnya, dari sarjana hukum, sarjana Ilmu sosial dan lainnya,” kata Arvan.
“Kemudian tamatan SMA mendominasi. Maka dalam rangka mengurangi angka pengangguran ini, salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Palu yakni dengan memberikan mereka kesempatan untuk Magang di Jepang,” urai dia.
“Alhamdulillah, ini sudah tahun ketiga Magang Ke Jepang. Tahun pertama 100 lebih orang, tahun kedua 100 lebih orang, tahun ketiga 100 lebih orang. Kita kita kirim anak-anak kebanyakan yang tamatan SMA. Kerjasama antara pemerintah daerah dengan pemerintah Jepang,” urainya lagi.
Selain itu, kata Arvan, untuk angka kemiskinan di kota Palu, rupanya paling rendah diantara kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah.
“Kemiskinan ada dua perhitungannya yakni kemiskinan Makro dan kemiskinan Ekstrim. Alhamdulillah, angka kemiskinan di kota Palu setiap tahun turun,” sebutnya.
Sementara itu, selain angka kemiskinan turun, untuk pertumbuhan ekonomi di kota Palu cukup naik atau tidak rendah dari daerah-daerah lainnya.
“Ada pertumbuhan ekonominya bagus tapi kemiskinannya juga naik, itu namanya pertumbuhan ekonomi yang tidak bagus. Pertumbuhan ekonomi naik, kemiskinan naik, tidak dirasakan, tidak pro dengan penduduk,” jelasnya.
“Alhamdulillah, pertumbuhan ekonomi kita naik kemiskinan menurun, itu yang dikejar. Kota Palu turun dari angka kemiskinan ekstrim menjadi angka 0,62 persen. Sementara di daerah lainnya masih ada diangka digit satu,” sebut Arvan.
Sebelum mengakhiri penjelasannya, Arvan pun mengutarakan kembali, untuk masyarakat kota Palu memiliki tingkat kecerdasan yang lebih baik.
“Hal ini tolak ukurnya dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Wilayah Timur, kita peringkat kedua tertinggi untuk Indeks Pembangunan Manusia. Dan peringkat Ke enam secara nasional,” pungkas dia.zal