PALU, FILESULAWESI.COM – Setelah beredarnya pernyataan resmi dari Sekretaris DPW Nasdem Sulteng Aristan, terkait dengan keluarnya kader Nasdem Hamdin dan Atha Mahmud di sejumlah media lokal, tentunya mendapat tanggapan resmi dari Hamdin sendiri.
Dalam keterangan resminya kepada awak media ini, Tenaga Ahli Gubernur Hamdin, mengatakan, hal yang pertama ialah bedakan mana pikiran organisasi dan mana pikiran individu.
“Tanggapan Aristan, menyebut kepindahan Saya dan Atha Mahmud, Baper dan mengada-ada lebih terlihat sebagai pikiran individu. Ada ada saja. Harusnya, bisa bedakan sikap organisasi dan pikiran individu,” urainya kepada FileSulawesi.com.
“Materi kemunduran saya adalah otokritik terhadap organisasi, bukan cara pandang orang per orang di dalam organisasi,” katanya menambahkan.
Lalu Hamdin menjelaskan, sebetulnya yang Baper ini siapa. Menurutnya, sikap organisasi seperti partai politik, bertujuan merebut kekuasaan. Tidak ada perasaan disitu. Tetapi, bagaimana nilai-nilai organisasi bisa tercapai. Sementara, keadaan terbalik. Ya, terbalik. Karena setelah di menangkan lalu dijauhi.
Sebut saja di Donggala, Tojo Unauna, Banggai dan Morowali. Daerah-daerah itu kan sukses menempatkan kadernya jadi Bupati.
“Donggala dipecat, Tojo Unauna dijauhi, mungkin sebentar lagi Banggai. Hehehe…,” Katanya.
“Gubernur tidak usah dicerita, sudah jadi rahasia umum soalnya. Bahkan sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu, yang memaksa Istri Gubernur berhenti dari jabatan sebagai pimpinan partai di Kota Palu,” ungkap Hamdin.
Akibatnya, kekuasaan luar biasa yang diraih Nasdem hari ini, tidak bisa dimaksimalkan untuk memenuhi janji politik di masa lalu. Justru sebaliknya, bikin janji baru ingin membangun sulteng lebih baik.
“Jangan jangan, ini akibat para pimpinan partai itu yang baper terhadap kadernya di kekuasaan atau ada soal lain? Wallahu a’lam bish-shawab,” jelasnya.zal