PALU, FILESULAWESI.COM – Universitas Tadulako (Untad) Palu melalui Fakultas Peternakan dan Perikanan, pada tahun 2019 menerima bantuan pengembang biakan dan usaha peternakan Sapi dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi pusat, senilai 1 Miliar rupiah.
Ketika itu, yang menandatangani kerjasama dalam penyerahan bantuan 1 miliar rupiah ialah Prof. Amar sebagai Pembantu Rektor (PR) IV Bidang Pengembangan dan Kerjasama (kini jabat Rektor Untad Palu).
Usaha pengembang biakan peternakan sapi sendiri dilakukan di Desa Sibalaya Selatan, kecamatan Tanambulava, kabupaten Sigi, provinsi Sulawesi Tengah.
Lalu, apakah telah ada hasil yang diterima dari penggunaan bantuan dana Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi tersebut, dengan nilai yang fantastis tadi.
Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan Untad Palu Dr. ir. Rusdin, saat dimintai keterangan resminya kepada awak media ini, menjawab dengan singkat terkait dengan permasalahan bantuan dari kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi kala itu.
Menurutnya, bahwa setelah jabat sebagai Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan saat ini, hingga saat ini belum ada penyerahan secara resmi terkait dengan permasalahan yang mengemuka soal bantuan 1 miliar rupiah untuk pengembang biakan peternakan sapi dari Dekan sebelumnya.
“Saya tidak tahu, tidak ada secara resmi diserahkan penyerahan dokumen pertanggung jawaban atas pengelolaan bantuan tadi ke saya sebagai Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan Untad,” urainya kepada FileSulawesi.com.
Menarikanya, ketika awak media ini mengkonfirmasi keterangan langsung via pesan WatsApp ke Rektor Untad Palu Prof. Amar, yang kala itu jabat sebagai Pembantu Rektor IV Bidang Pengembangan dan Kerjasama (yang menandatangani kontrak kerjasama), hanya menyampaikan saat ini masih berada di luar daerah dan akan tiba di kota Palu, baru melakukan jumpa pers dengan awak media.
“Nanti saja saya balik Palu baru kita lakukan press conference… agar tdk satu” yg nanya ya,” ungkap Prof. Amar.
Senada dengan itu, Prof. Burhanuddin Sundu ketika itu jabat Sebagai Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan Untad Palu, memberikan keterangan kepada awak media soal bantuan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Dikatakannya, awalnya itu adalah pengembangan lahan karena proposal itu disepakati selama tiga tahun (2019/2020/2021) berjalan.
Ketika di awal pengembangan lahan dan sedikit penambahan sapi, lahan sudah dibuka sekitar 10 hektar, sumur (untuk penyediaan air bersih) sudah dibangun, tanaman hijau sudah mulai ditanam, hingga diakhir tahun 2019, berharap di tahun 2020 itu akan ada anggaran pengembangan sapi.
“Tetapi tahun 2020 kebijakan kementerian berubah karena nomenklaturnya telah berubah. Jadi kementerian yang dulunya di bidang riset berubah, akhirnya tahun 2020 tidak dapat lagi anggaran, sehingga kegiatan di pengembangan sapi jadi terhenti, karena lahan pengembangan belum terkelola dengan baik,” kata Prof. Burhanuddin Sundu.
“Baru pembukaan land clearing yang 10 hektar dan pembersihan dilokasi tersebut,” katanya menambahkan.zal