PALU, FILESULAWESI.COM – Kementerian PUPR melalui Kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV di Kota Palu telah merampungkan pekerjaan proyek pembangunan fisik Jembatan Palu IV, dengan progres pekerjaan 100 persen.
BACA JUGA: Progres Rekonstruksi Proyek Pembangunan Jembatan Palu 4 Capai 94 Persen
Jembatan Palu IV atau jembatan kuning melengkung, sebelum bencana alam Gempa dan Tsunami 28 September 2018 silam melanda kota Palu, dikenal dengan salah satu ikon di Kota Palu.
Pasca bencana 28 September 2018, rekonstruksi Jembatan Palu IV mendapatkan bantuan dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Coorporation Agency (JICA) yakni berupa dana hibah senilai 2,026 miliar Yen atau sekitar Rp200 miliar. Konstruksinya dilaksanakan oleh kontraktor Jepang Tokyu Construction (sumber: laman PUPR).
BACA JUGA: Kepala BPJN Apresiasi Dukungan Gubernur Sulteng Soal Pemeliharaan Jalan di Wilayah Aktivitas Tambang
Penandatanganan hibah tersebut sudah dilaksanakan pada 21 Juni 2019 lalu antara Dirjen Bina Marga dan JICA. Kegiatan rekonstruksi semula direncanakan dimulai pembangunannya pada tahun 2020, namun akibat adanya Pandemi dan penyelesaian pembebasan lahan yang membutuhkan waktu lebih lama, pelaksanaan rekonstruksi Jembatan Palu IV baru dimulai Juli 2022 (sumber: laman PUPR).
Kepala Kantor BPJN XIV di Kota Palu, Dadi Muradi, ST, MT, dalam keterangan resminya kepada awak media ini menyampaikan, bahwa jembatan Palu IV bantuan hibah dari Jepang secara fisik sudah mencapai 100 persen, sudah selesai.
Namun, disisi Oprit-nya, timbunan tanah atau urugan di belakang abutment (bangunan bawah jembatan) yang berfungsi untuk menghubungkan perkerasan jalan dengan struktur jembatan, perlu dilakukan perlindungan atau proteksi.
“Disisi Oprit karena memang tidak ada di dalam kontrak maka kita akan laksanakan melalui dana Loan IRSL (Infrastructure Reconstruction Sector Loan), pinjaman dana dari JICA. Kita selesaikan rencana bulan Oktober tahun ini,” kata Dadi Muradi kepada Filesulawesi.com, saat ditemui di ruangannya, Rabu (28/5/2025) pagi.
“Untuk peresmian nanti kita diskusikan dengan pemerintah daerah. Peresmian kita juga masih menunggu proses audit keselamatan jembatan,” katanya menambahkan.
Audit keselamatan jembatan lanjut dia, termasuk ada uji beban atau loading test, untuk mengetahui struktur jembatan itu apakah kuat, atau sesuai sudah dengan perencanaan-nya.
“Uji keselamatan kita mulai awal Juni bulan depan. Biasanya 1-2 minggu, uji bebannya 2-3 hari. Setelah uji beban uji keselamatan jembatan. Termasuk geometriknya, rambu-rambunya, perlengkapan jembatan, setelah itu nanti diuji oleh Komite Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) dari pusat,” urainya.
“Setelah dapat rekomendasi bahwa jembatan itu dinyatakan layak secara audit keselamatannya, baru itu bisa diresmikan. Ketika itu belum selesai kita belum bisa resmikan,” urai Dadi kembali.
Diakhir penjelasan, Dadi Muradi tegaskan, bahwa keberadaan jembatan Palu IV kali ini sebagai fungsi konektivitas kendaraan dari wilayah kecamatan Palu Barat ke kecamatan Palu Timur.
Sementara khusus untuk elepatrictronik disamping berfungsi sebagai jalan ia juga berfungsi sebagai proteksi apabila nanti ada bencana Tsunami.
“Makanya posisinya kita naikkan elepasinya. Apabila terjadi Tsunami, diharapkan elepatictronik ini diharap bisa membantu meredam energi Tsunami dan untuk semua kendaraan,” ungkap Dadi Muradi.
Olehnya ia berpesan kepada warga Kota Palu pada khususnya dan masyarakat Sulawesi Tengah pada umumnya, setelah nantinya jembatan telah diserah terimakan kepada pemerintah daerah, dimohon agar bisa dijaga, dirawat, serta dipelihara.
Kemudian, hindari tindakan-tindakan vandalisme (melakukan coret-menyoret dinding jembatan), karena keberadaan jembatan tersebut untuk kepentingan umum, kepentingan bersama serta meningkatkan ekonomi warga setempat.zal
