Anggaran Proyek Miliaran, Pekerja Hanya 6 Orang Dilokasi Pembangunan Sekolah Terdampak Balaroa

Lokasi pembangunan sekolah terdampak kelurahan Balaroa, jalan Sumur Yuga, kota Palu. FOTO : Mohammad Rizal/FileSulawesi.com

PALU, FILESULAWESI.COM – Proyek pekerjaan pembangunan prasarana sekolah Terdampak, yang dikerja Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) PUPR Provinsi Sulawesi Tengah, mulai dikontrak kepada Mitra kerja terhitung 9 Juni 2023 lalu.

Pekerja proyek sekolah terdampak kelurahan Balaroa, tengah mengerjakan beberapa item pekerjaan. FOTO : Mohammad Rizal/FileSulawesi.com

Anggaran miliaran rupiah dengan angka yang tidak sedikit ini, menggunakan APBN Tahun anggaran 2023.

Bacaan Lainnya
Camat Palu Timur Gunawan, S.Km, M.Kes

Nilai kontrak 34.235.000.000, waktu pengerjaan selama 330 hari kerja, dengan 10 lokasi sekolah terdampak. Yakni, SD Inpres Balaroa, SD Inpres Perumnas Balaroa, SDN Balaroa, SDN Inpres Kecil Selena, SDN Binanga, SDN Petapa, SDN 10 Labuan, SMP Negeri 2 Labuan, SDN, dan SDN 7 Sindue Tobata.

Diketahui, secara bersamaan, Ground breaking dimulainya peletakan batu pertama pembangunan pada awal bulan Agustus 2023 lalu.

Diketahui pula, dilokasi proyek pembangunan sekolah terdampak di kelurahan Balaroa, tepatnya di jalan Sumur Yuga, kota Palu, akan dibangun tiga sekolah.

Sementara sudah Memasuki dua bulan setelah peletakan batu pertama, dilokasi proyek dari hasil pantauan wartawan FileSulawesi.com, tidak ada alat berat untuk mengerjakan pembangunan sekolah terdampak di kelurahan Balaroa tersebut.

Bahkan, tenaga kerja terlihat hanya ada enam pekerja yang mengerjakan beberapa item proyek pekerjaan yang bisa dikerja.

Bahkan, dari ke enam pekerja tersebut, kesemuanya berasal dari luar kota Palu tanpa melibatkan tenaga kerja lokal (Palu).

Salah seorang sumber informasi dari pekerja proyek (tanpa diminta namanya untuk dikorankan), mengatakan, bersama rekan-rekan nya hanya bisa mengerjakan sesuai dengan pekerjaan yang bisa dikerja saja.

“Tidak ada alat berat, banyak material batu gunung dilokasi proyek, khawatir menimpa pekerja karena belum di pindahkan sama alat berat. Jadi, kita kerja yang seadanya saja,” urainya kepada FileSulawesi.com.

Idealnya lanjut dia, dengan pekerjaan yang berat seperti ini membutuhkan tenaga kerja sekitar 20-25 orang.

“Katanya, sementara mau didatangkan lagi dari Jawa (tanpa mengetahui apakah melibatkan pekerja dari lokal),” jelasnya.

Terpisah, Pelaksana Proyek (Kontraktor) dari PT. Andika Persaktian Abadi, Midia, saat dimintai keterangan terkait keterbatasan jumlah tenaga kerja, hingga berita ini diterbitkan, belum memberikan keterangan resmi nya.zal

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *