Kontraktor: Libatkan Tenaga Kerja Lokal Jika Pekerjaan Proyek Mulai Maksimal

Proyek pembangunan sekolah terdampak kelurahan Balaroa, masih sementara pengerjaan struktur bangunan. FOTO : IST

Proyek Miliaran, Pembangunan Sekolah Terdampak di Kelurahan Balaroa 

PALU, FILESULAWESI.COM – Pelaksana Proyek (Kontraktor) PT. Andica Persaktian Abadi, Midia, penanggung jawab penuh proyek pembangunan sekolah terdampak di kelurahan Balaroa, menanggapi terhadap pemberitaan media lokal, tanpa melibatkan tenaga kerja lokal (Palu).

Bacaan Lainnya
IMG-20240816-WA0223-1

Sebelumnya, diketahui, Anggaran miliaran rupiah dengan angka yang tidak sedikit ini, menggunakan APBN Tahun anggaran 2023.

Nilai kontrak 34.235.000.000, waktu pengerjaan selama 330 hari kerja, dengan 10 lokasi sekolah terdampak. Yakni, SD Inpres Balaroa, SD Inpres Perumnas Balaroa, SDN Balaroa, SDN Inpres Kecil Selena, SDN Binanga, SDN Petapa, SDN 10 Labuan, SMP Negeri 2 Labuan, SDN, dan SDN 7 Sindue Tobata.

Sementara sudah Memasuki dua bulan setelah peletakan batu pertama, dilokasi proyek dari hasil pantauan wartawan FileSulawesi.com, tidak ada alat berat untuk mengerjakan pembangunan sekolah terdampak di kelurahan Balaroa tersebut.

Bahkan, tenaga kerja terlihat hanya ada enam pekerja, yang mengerjakan beberapa item proyek pekerjaan yang bisa dikerja.

Bahkan, dari ke enam pekerja tersebut, kesemuanya berasal dari luar kota Palu tanpa melibatkan tenaga kerja lokal (Palu).

Midia, pelaksana Proyek, kepada awak media ini mengatakan, di dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan sekolah terdampak di kelurahan Balaroa, tidak ada anggaran untuk sediakan alat berat.

“Sebenarnya, RAB kita, tidak ada anggaran untuk alat berat. Tapi, kemaren itu tetap kita paksakan memakai alat berat, untuk pematangan lahan dan pemecahan batu. Kita sudah 2 kali pergantian alat karena alatnya gak sanggup untuk mevak batu. Sekarang kita lagi cari-cari lagi alat, tapi blm dapat operator yang mau. Sementara untuk pengerjaan kita harus buang baru dulu agar bisa gali pondasi,” urainya kepada FileSulaweai.com, Rabu (4/10/2023).

Soal ketersediaan tenaga kerja dilokasi proyek, Karena sudah berkontrak, semuanya bisa didatangkan berapa saja sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

“Kalau masalah pekerja, kita sudah kontrak dan bisa di datangkan berapa aja, sesuai dengan kebutuhan lapangan yang sudah bisa dikerjakan,” katanya.

“Sekarang yang bisa dikerjakan yang 2 Ruang Kelas Belajar (RKB), dari peletakan batu pertama lalu, itu aja sementara ini. Untuk tenaga kerja lokal, kalau pekerjaan sudah bisa maksimal, pasti kita libatkan tenaga setempat,” ungkap Midia.

“Maksimal maksudnya, kalau batu sudah bisa teratasi dan pekerjaan sudah bisa kita kerjakan semua. Berarti, kita butuh banyak tenaga kerja baru. Tenaga kerja lokal kita libatkan, karena tenaga lokal gak ada yg sanggup pegang secara penuh, hanya mau ikut harian aja karena gak ada yang benar-benar sebagai tukang,” jelasnya.zal

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *