Pengadaan Tarif: Penumpang Bus Trans Palu Mulai Sepi Peminat

Lokasi penjemputan di Taman Gor, kota Palu, sepi penikmat jasa Bus Trans Palu.
Lokasi penjemputan di Taman Gor, kota Palu, sepi penikmat jasa Bus Trans Palu. FOTO: Mohammad Rizal/FileSulawesi.com

PALU, FILESULAWESI.COM – Pemerintah Kota Palu sejak mulai mengenalkan 26 unit Bus Trans Palu sebagai layanan operasional bagi pengguna kendaraan, apalagi dengan biaya bebas tarif, di setiap titik-titik mau pemberangkatan Bus Trans Palu begitu ramai pengguna kendaraan (masyarakat kota Palu).

BACA JUGA: Penanggung Jawab Dapur Umum Tak Miliki Wewenang Beri Informasi Sajian Menu MBG

Bacaan Lainnya

Sebut saja seperti di titik star mulai pemberangkatan Taman Gor, di sekitar kantor Wali Kota Palu, serta titik-titik pemberangkatan lainnya, dipenuhi dengan masyarakat.

Keramaian warga yang memadati titik-titik pemberangkatan hanya bertahan tiga bulan saja, yakni sejak 1 Oktober-31 Desember 2024, lalu.

Kini, setelah 13 hari pengenaan tarif berbayar untuk pengguna Bus Trans Palu (berlaku 1 Januari 2025), di beberapa titik-titik pemberangkatan mulai kehilangan jumlah pengguna Bus Trans Palu (warga).

Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Pehubungan (Dishub), memberlakukan biaya tarif kepada masyarakat bervariatif jika menggunakan jasa operasional Bus Trans Palu.

Untuk siswa sendiri dikenai tarif 2.500 sementara untuk masyarakat umum diangka 5 ribu rupiah, per satu kali titik tujuan yang ditempuh.

Metode pembayarannya pun tidak menggunakan uang tunai, melainkan menggunakan metode pembayaran by sistem. Siswa atau masyarakat umum, menggunakan Pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) (bank apa saja dia menerima). Kemudian kedua menggunakan E-Many (khusus bank Mandiri, rencana kartunya akan kita jual di titik-titik ada penumpang seperti di taman Gor). Ketiga, metode pembayaran manual, bisa menggunakan saldo dari pramugara-pramugari yang ada di bus atau saldonya dari sopir (tetap akan diganti sejumlah biaya yang dikeluarkan).

Rivan, Sopir Bus Trans Palu rute ke Pantoloan, mengakui, memang terjadi perbedaan signifikan antara sebelum dikenakan biaya maupun setelah dikenakan biaya untuk jasa Bus Trans Palu.

Sebelum dikenai biaya, ia sampaikan, di beberapa titik penjemputan, begitu ramai pengguna jasa yang ngantri untuk bisa menikmati kendaraan Bus Trans Palu.

Sementara hari ini, kondisi itu berbalik, seperti di titik penjemputan Taman Gor, kini mulai sepi peminat yang menggunakan jasa Bus Trans Palu.

“Kita bisa lihat sekarang disini, dulu banyak sekali bahkan ada yang terpaksa mau berdiri saja (karena tidak dapat tempat duduk), asalkan naik bus. Sekarang, berbeda sekali, tempat duduk banyak yang kosong,” kata Rivan kepada FileSulawesi.com.

“Saya hapal sekali penumpangku karena setiap hari saya jumpa dan antar. Hari ini, saya tidak tahu banyak yang tidak ada,” katanya menambahkan sambil tersenyum kecil.

Sementara itu, Andi, sopir rute Pantoloan, juga menyampaikan hal yang sama seperti yang disampaikan oleh Sopir, Rivan. Menurutnya, semua kalangan menikmati dan menggunakan jasa Bus Trans Palu.

“Semua ada, baik siswa, karyawan, kantoran, masyarakat umum, tetapi tidak seperti yang waktu gratis. Kalau waktu gratis sering full tempat duduk, dan biasanya di titik star seperti ini bisa banyak penumpang yang menunggu. Kalau sekarang, kita lihat sendiri, tidak sebanyak seperti waktu gratis,” terangnya.zal

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *