PALU, FILESULAWESI.COM – Salah satu pembicara dalam kegiatan “Sosialisasi Media Dalam Rangka Penguatan Pemberitaan pada Pengawasan Tahapan Pemilihan Serentak Tahun 2024”, menyebutkan, adanya pelanggaran yang terjadi di depan mata namun dibiarkan begitu saja.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua PWI Sulteng Fery, S.Sos, M.Si, saat diapik sebagai pembicara atau narasumber, yang digelar Bawaslu RI difasilitasi Bawaslu Provinsi Sulawesi Tengah, bertempat di The Madalle Café And Resto, jalan Nokilalaki, kota Palu, Kamis (20/6/2024) sore.
Kegiatan ini tentu menghadirkan selain awak media, ada pemantau Pemilu serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di kota Palu.
Dalam keterangan resminya, Fery menyampaikan, dalam salah satu tulisan di salah satu media dengan judul yang diangkat ialah Melacak Jejak Para Caleg, begitu menarik sebagai bahan dalam bentuk pengawasan bersama.
Menurutnya, bagaimana seorang Caleg ketika berburu suara tentu bukan rahasia lagi. Apalagi berkaitan dengan adanya Pemungutan Suara Ulang (PSU), pada Pilpres maupun Pileg 14 Februari 2024 lalu, sebagai upaya caleg dalam berburu suara.
“Dan ini problematika kita karena ini sesungguhnya fakta pelanggaran. Tetapi seolah-olah, pelanggaran di depan mata tetapi dibiarkan begitu saja,” urainya kepada FileSulawesi.com.
“Maka, saya kira suara media, suara wartawan, sangat dibutuhkan. Tentu, penyelenggara bukan Malaikat, penyelenggara adalah manusia. Lembaga yang diatur oleh regulasi, dan regulasi juga bukan Alquran atau kitab suci, sehingga masih banyak titik lemahnya,” katanya menambahkan.
Olehnya jelas dia, dalam upaya mengawal proses penyelenggaraan pemilihan serentak yang tinggal menghitung bulan, tentunya peran seluruh pihak sangat diharapkan agar tercipta demokrasi secara maksimal.
“Intinya, bagaimana media berpihak kepada kebenaran dalam kontestasi Pilkada, sehingga demokrasi bisa berjalan dengan maksimal. Selain itu, peran semua pihak termasuk pemantau atau pengawas penyelenggaraan pemilihan diperlukan perannya yang maksimal pula,” tutupnya.zal