PERGUNU Sulteng Gelar Diskusi Publik HARDIKNAS Perkuat Peran Guru dalam Mutu Pendidikan Islam

Suasana diskusi publik bertema “Akselerasi Peningkatan Mutu Pendidikan Islam: Antara Harapan dan Tantangan”, yang dilaksanakan oleh PERGUNU Sulteng, bertempat di salah satu kafe di Kota Palu, Sabtu malam (4/5/2025). Foto: Dok PERGUNU Sulteng.
Suasana diskusi publik bertema “Akselerasi Peningkatan Mutu Pendidikan Islam: Antara Harapan dan Tantangan”, yang dilaksanakan oleh PERGUNU Sulteng, bertempat di salah satu kafe di Kota Palu, Sabtu malam (4/5/2025). Foto: Dok PERGUNU Sulteng.

PALU, FILESULAWESI.COM – Momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) tahun 2025, Pimpinan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Provinsi Sulawesi Tengah menggelar diskusi publik bertema “Akselerasi Peningkatan Mutu Pendidikan Islam: Antara Harapan dan Tantangan”, bertempat di salah satu Kafe di Kota Palu, Sabtu malam (4/5/2025).

BACA JUGA: DPRD Gelar Rapat Banmus Pembahasan RPJMD dan LKPJ Wali Kota Palu Tahun Anggaran 2024

Kegiatan tersebut menghadirkan tiga narasumber utama, yakni Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Tengah H. Moh. Syamsu Nursi, MM, Kepala Seksi Pendidikan Islam Kemenag Kota Palu H. Irsan, M.Pd.I, , serta akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu. Dr. Arifuddin Arif, M.Ag.

BACA JUGA: Dua Periode Jabat Gubernur Sulteng Beri Penjelasan Soal Kisruh Lahan Huntap I Tondo

Diskusi ini berlangsung hangat dan dihadiri berbagai kalangan, termasuk akademisi, guru, ormas, OKP, serta praktisi dan pemerhati pendidikan dari Kota Palu dan daerah sekitarnya.

Ketua PW PERGUNU Sulteng, Nasaruddin Abd. Kadir menyampaikan bahwa pemilihan tema diskusi didasari oleh kondisi aktual pendidikan Islam, khususnya madrasah yang masih menghadapi banyak ketimpangan.

“Madrasah di bawah naungan Kementerian Agama jumlahnya mencapai puluhan ribu dan tersebar di seluruh nusantara, namun hanya sekitar 10 persen yang berstatus negeri. Sisanya, sekitar 90 persen adalah madrasah swasta yang dikelola masyarakat,” ujar Nasaruddin.

Kondisi tersebut, menimbulkan sejumlah tantangan besar, seperti keterbatasan infrastruktur, minimnya tenaga pendidik tetap, serta ketimpangan kesejahteraan guru, khususnya guru honorer. Tak hanya itu, seringnya perubahan kurikulum dan lemahnya perlindungan hukum terhadap profesi guru juga menjadi sorotan dalam diskusi.

“Banyak guru, terutama di madrasah swasta, masih harus menghadapi ketidakpastian status dan kesejahteraan yang belum layak. Bahkan, dalam beberapa kasus, guru menjadi korban kriminalisasi saat menjalankan tugasnya sebagai pendidik,” ujarnya.

Meski demikian, para narasumber sepakat bahwa pemerintah terus berupaya melakukan berbagai langkah perbaikan di sektor pendidikan, termasuk peningkatan kualitas madrasah dan SDM pendidiknya. Mereka mendorong adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi profesi untuk menciptakan sistem pendidikan Islam yang lebih merata, adil, dan berkualitas.

“Diskusi ini diharapkan dapat menjadi ruang refleksi sekaligus momentum strategis dalam memperkuat peran guru serta meningkatkan mutu pendidikan Islam di Sulawesi Tengah dan Indonesia secara umum,” harap Nasaruddin.(***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *