Masih Ada Ribuan Anak Disabilitas Sulteng Belum Sekolah, Kadis Pendidikan Sampaikan Alasannya

Kadis Pendidikan Sulteng Yudiawati V Widarrusliana bersama anak-anak disabilitas
Kadis Pendidikan Sulteng Yudiawati V Widarrusliana bersama anak-anak disabilitas. FOTO : Mohammad Rizal/FileSulawesi.com

PALU, FILESULAWESI.COM – Pmerintah Provinsi Sulewesi Tengah melalui Dinas Pedidikan Sulteng menyapaikan jumlah anak disabilitas di Sulteng sesuai data dari BPS Sulteng mencapai 5000 lebih, sementara jumlah anak disabilitas yang mengikuti pendidikan masih berjumlah 2900 lebih anak, jadi masih ada sekitar 2100 anak disabilitas yang belum terkaver pendidikan di Sulteng.

BACA JUGA: Kadis Pendidikan Sulteng Apresiasi 10 Siswa Berprestasi di Tingkat Nasional

Bacaan Lainnya

Jumlah tersebut diungkapkan pada peringatan Hari Disabilitas Sedunia yang dilaksanakan oleh Disdik Sulteng. Dari 2900 lebih anak tersebar di 33 Sekolah SLB di Sulteng dan masih jauh dari cukup sesuai jumlah kabupaten, kecataman di Provinsi Sulawesi Tengah. Apalagi data anak disabilitas masih sangat terbatas karena kurangnya kordinasi dari pihak Keluarahan/Desa, Kecamatan hingga Kabupaten/Kota di Sulteng tentang jumlah pasti anak Disabilitas.

“Kami mengakui masih ada banyak anak disabilitas yang belum bisa masuk sekolah karena ada berapa faktor. Sebab saat ini yang masih bisa masuk sekolah dengan kondisi Disabilitas Ringan, sebab untuk anak disabilitas Sedang hingga berat sudah sangat sulit untuk masuk sekolah. sebab mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa jika kondisinya sudah berat, apalagi kecacatan tertentu memang sudah tidak bisa mengikuti pendidikan di sekolah,” kata Kepala Disdik Sulteng, Yudiawati V Widarrusliana, Selasa (3/12/2024).

Pihaknya mencontohkan anak autis yang berat, jadi mereka sudah tidak bisa menerima pembelajaran, keterampilan dan sebagainnya, nah itu ada dimasyarakat dan itu terhitung sebagai anak disabilitas. Ditambahkan lagi penyebaran anak disabilitas tidak merata di seluruh daerah Sulteng. jadi ada anak-anak disabilitas didaerah tertentu tetapi tidak ada sekolah di sana.

“Saat ini sekolah pendukung Disabilitas hanya SLB tetapi didaerah sangat sulit mendapatkan sekolah SLB. Rata-rata SLB di kabupaten paling banyak dua kecuali Kota Palu, makanya mereka juga akan sangat sulit mendapatkan pendidikan tersebut. Sehingga kami berupaya untuk bisa membuat berbagai upaya dalam membuat sekolah pendukung disabilitas atau inklusi di sekolah,” terangnya.

Pihaknya mengatakan memang sejak dua tahun terakhir belum mendapatkan bantuan DAK untuk pembangunan makanya mereka hanya berharap dari pihak Swasta untuk mendapatkan bantuan tersebut.zal

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *